Kisah Pilu Remaja Yatim Piatu di Kalteng Berjuang Besarkan Bayi Tanpa Suami

by -182 Views
Kehamilan wanita yang tinggal di kontrakan serba sederhana itu baru diketahui bulan ke-4 oleh fasilitator Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu(SLRT) Kelurahan Pahandut memasuki bulan ke-4. Tiga bulan sebelumnya dia berdiam diri tanpa ada yang mengetahui.
“Ya kami baru tahu ketika sudah 4 bulan hamil. Sekitar September 2019. Saat itu kami langsung menangani dan mendampingi secara intensif,” ujar Mimi.
Saat awal mendampingi, dua fasilitator SLRT kelurahan Pahandut, yakni Ibnu dan Mimi langsung melakukan pengurusan administrasi.
“Awalnya tidak ada sama sekali data kependudukan. Akhirnya kami mengurus semua mulai dari Kartu Keluarga, KTP, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Sambil mengurus administrasi kependudukan, keduanya langsung membawa Put untuk diperiksa di Puskesmas. Saat diperiksa wanita ini hanya mengakui jika dirinya sakit perut, bukan hamil. Bahkan dia memberontak jika tubuhnya disentuh.
“Saat di rumah sakit kami pernah kewalahan karena Putri sempat kabur. Mungkin karena masih baru dan dia belum terbiasa dengan kami,” kisah Mimi.
“Karena sering bertemu akhirnya dia terbiasa dan mempercayakan sepenuhnya kepada saya dan mas Ibnu.Tetapi kalau orang baru pasti dia tidak mau,” tambahnya.
Persiapan proses persalinan Put sudah dimatangkan sejak awal. Berbagai urusan administrasi sudah tidak menjadi kendala. Akan tetapi saat tiba waktunya putri malah melahirkan seorang diri di kontrakan yang dihuni bersama kakaknya. Bayinya perempuan.
“Waktu melahirkan dia sendiri mas. Tidak ada tanda-tanda. Selasa (12/5) subuh kami semua pada nyenyak. Saya terkejut ketika dengar suara bayi menangis,” ujar Adel(27) kakaknya.
“Saat saya lihat bayinya sudah keluar dan posisinya telungkup. Sementara Put hanya terdiam,” tambahnya.
Saat melakukan pertolongan pertama, Ibu 5 anak ini pun kebingungan. Ia menghubungi temannya yang sekolah di bidang perawat untuk ikut membantu adiknya.
“Ya bersyukur karena bisa ditolong. Bayi dan ibunya sehat,” terang Adel sedih.
Usai mendengar informasi Put melahirkan, dua Fasilitator SLRT langsung mendatangi kediamannya. Mereka terus berupaya memberikan kasih sayang serta mencari berbagai donatur agar bisa menopang Put dan bayinya. Perjuangan mereka belum berakhir. Semoga donasi terus mengalir dari hati yang peduli terhadap Put dan bayinya.
“Beberapa hari ini sudah ada yang membantu mas. Ada yang berupa pakaian baby dan juga sembako. Akan tetapi masih butuh bantuan terkait keperluan sang bayi dan ibunya,” ujarnya.
Next >>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *