Kitaviralkan, Banyuwangi — Dugaan ketidaknetralan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Pilkada Banyuwangi mencuat ke permukaan setelah beredarnya video protes dari sejumlah koordinator dapil (kordapil), koordinator kecamatan (korcam), dan koordinator desa (kordes). Video tersebut berisi keluhan terkait janji-janji yang tidak ditepati pasca-Pilkada yang melibatkan pasangan calon (Paslon) 01, Ipuk-Mujiono.
Dalam video yang tim dapatkan , para kordapil, korcam, dan kordes menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pihak yang diduga mengkoordinir mereka selama Pilkada. Nama mantan Pelaksana Tugas (PLT) Dinas Pertanian, Khoiri, disebut-sebut sebagai sosok yang bertanggung jawab atas koordinasi tersebut. Choiri diduga mengarahkan para koordinator untuk memenangkan Paslon 01.
Tidak hanya itu, PJ Sekda Banyuwangi, Guntur Priambodo, juga dituding terlibat dalam upaya pemenangan tersebut. Dugaan ini memicu kritik keras dari berbagai kalangan, terutama terkait pelanggaran prinsip netralitas ASN yang seharusnya dijunjung tinggi dalam setiap proses demokrasi.
“Seharusnya ASN menjaga netralitas dalam Pilkada. Jika benar mereka terlibat, ini merupakan bentuk pelanggaran yang serius dan mencederai demokrasi,” ujar Aktivis Muda Adi Sucipto.
Dugaan keterlibatan ASN dalam politik praktis ini menjadi perhatian serius mengingat ASN memiliki peran penting dalam memastikan pelayanan publik berjalan baik tanpa adanya kepentingan politik. Jika terbukti benar, hal ini tidak hanya melanggar kode etik ASN tetapi juga mencoreng proses demokrasi di Banyuwangi.
Para koordinator yang merasa dirugikan menuntut transparansi dan kejelasan terkait janji-janji yang mereka sebut tidak ditepati. Mereka juga mendesak jika janji janjinya tidak ditepati akan melaporkan kepihak berwenang untuk mengusut tuntas keterlibatan ASN dalam proses Pilkada lalu.
Masyarakat kini menunggu respons tegas dari pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk mengklarifikasi serta menindaklanjuti dugaan tersebut demi menjaga integritas Pilkada dan netralitas ASN di Banyuwangi.
Sangat di sayangkan PJ Sekda pilih bungkam saat di konfirmasi melalui pesan what’s. (Red)