Cinta Pria Barcelona ke Gadis Kendari, dari Balutan Perban Tembus ke Hati

by -71 Views

Jodoh kadang sulit ditebak dan tak memandang jarak. Kisah nyata itu dialami seorang gadis asal Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang baru saja dinikahi bule asal Barcelona, Spanyol.

Pertemuan keduanya tak terduga. Sekitar Februari 2017 lalu, sebuah kecelakaan motor di Bali mengantarkan takdir seorang manajer sebuah restoran Italia di Barcelona itu bertemu wanita pilihannya.

Wanita tersebut bernama Asrifah (30), sementara pengantin pria bernama Marc Lostalo Vila Trias (35). Wanita yang diketahui bekerja sebagai kasir salah satu restoran di Jalan Benesari Kuta itu berasal dari Desa Lalonggasumeeto, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe.

Pernikahan mereka berlangsung di Jalan Pemuda, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari, Rabu, 14 Maret 2018. Ditemani pihak Kedutaan Besar Spanyol dan Imigrasi, Marc Lostalo Vila Trias mantap mengucap ijab kabul di depan penghulu.

“Alhamdulillah, mereka menikah dengan adat suku Tolaki. Pengantin pria yang berasal dari Spanyol bisa mengucap ijab kabul dengan fasih, mungkin sudah belajar,” ujar Kepala KUA Kecamatan Wuawua Kendari, Musdar.

Pandangan Pertama

Marc Lostalo mengaku jatuh cinta saat melihat Asrifah pertama kali. Ia mengungkapkan pertemuan pertama terjadi saat hendak makan malam di sebuah warung yang berlokasi di sekitar Kuta.

Saat melintas dengan menunggangi sepeda motor, Marc melihat Asrifah sedang berjalan tertatih-tatih dibalut perban. Lutut, kaki, dan tangan Asrifah, dikisahkan Marc, penuh luka-luka. Sebab, tiga hari sebelumnya, Asrifah mengalami kecelakaan saat berkendara.

“Saya kemudian tawarkan mau antar dia. Ternyata tujuan kita sama, mau cari makan malam,” ujar Marc dengan bahasa Inggris yang tertatih-tatih, Kamis (15/3/2018).

Mereka lalu makan malam berdua. Setelah beberapa lama berkenalan, Marc dan Asrifah memutuskan berpacaran selama beberapa pekan. Pemuda berkepala plontos itu lalu memutuskan pulang ke Barcelona.

Sebelum pulang, Marc sudah mengucapkan sebuah janji pamungkas. Kata-kata yang diingat Asrifah, Marc akan pulang dan akan kembali lagi.

“Dia pulang sekitaran hampir setahun, sekitar Maret 2017, saya kira tidak kembali lagi ke Indonesia,” ujar Asrifah.

Belajar Islam

Ternyata, kepulangan Marc ke kampung halamannya bertujuan khusus. Saat itu, sebelum Ramadan 2017, Marc bertemu rekan muslimnya asal Pakistan, Imran.

“Saat itulah, saya bertanya banyak padanya tentang Islam, karena saya Kristiani,” kisah Marc.

Usai dikenalkan pada Islam, hati Marc perlahan tergugah. Awal Juni 2017, di Islamic Center Kota Barcelona, Marc resmi bersyahadat dan mengganti nama menjadi Muhammad George.

“Saya terima Islam bukan karena mau menikahi gadis asal Indonesia, tetapi karena hati memang tergugah sendiri,” ujar Marc.

Selanjutnya, ia kembali ke Indonesia untuk menunaikan janjinya pada Asrifah. Tapi, perjuangan Muhammad George untuk menikahi Asrifah ternyata tidak mudah karena harus melalui sejumlah persyaratan administrasi yang memakan waktu berbulan-bulan dan cukup menguras pikiran.

Tidak hanya itu, Muhammad juga hanya diberi libur sebulan oleh pimpinannya di Spanyol. Namun, menurut dia, pimpinan dengan senang hati akan menerima kembali dirinya jika berniat masuk bekerja kembali.

“Tapi, melihat agak ribet pengurusan surat-surat, sepertinya akan butuh waktu dari sebulan,” ujarnya.

Maka itu, Muhammad George memutuskan mengundurkan diri. Setelah menikah, jika urusan pernikahan sudah selesai, Muhammad George dan Asrifah akan mencoba kembali ke Barcelona. Jika tidak, keduanya akan mengadu nasib di Bali.

“Kita akan coba bekerja di Bali, Insyaallah ada pekerjaan yang sesuai dengan kita,” ujar Asrifah.

 

Sumber: http://regional.liputan6.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *