Nulis gini, saya bukan mau gombalin istri. udah nikah loh saya bukan masih pedekate. udah berhasil gitu dapetinnya.
Saya cuma ingat dulu, waktu 1-2 thn pertama nikah. saya sering egois sama istri. sedih kalau inget.
Ko saya bantu istri? loh kalau pake kata bantu. dia yang udah super duper bantuin saya.
Teman-teman Iaki2, para suami yang balk, terutama yang istrinya memilih dirumah jaga anak seperti saya.
Jangan lagi bilang bantu istri ya. ga sebanding.
Dibahagian anak orang itu, ninggalin orangtua adik kakak terus tinggal sama kita, bukan untuk cuci piring.
Penjelasan Psikolog
Dikutip dari Tribunnews, Psikolog Keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan SPsi MPsi, memberikan pandangannya kenapa postingan tersebut bisa menjadi viral.
Menurutnya, postingan milik Fahri bisa jadi menggambarkan kondisi rumah tangga yang mungkin saat ini banyak dialami oleh sejumlah pasangan.
Seorang istri tidak dihargai oleh suaminya.
“Kenapa tulisan ini bisa viral, mungkin banyak sekali seorang suami tidak menghargai istrinya.”
“Karena fenomena ini sangat banyak, sehingga berpengaruh kepada apa yang dirasakan oleh kebanyakan istri yang ada di Instagram, merasa senasib,” ujarnya kepada Tribunnews, Jumat (5/6/2020).
Adib lewat sambungan telepon menyebut, tidak penting apa yang dilakukan oleh Fahri itu untuk membantu sang istri atau karena ingin membantu yang lain.
Bagi Adib, rasa saling menghargai adalah poin penting dari unggah milik Fahri tersebut.
“Persepsi seseorang berbeda-beda, ada yang bilang itu membantu istri, atau ingin membantu anak dan lain sebagainya.”
“Tapi juga bukan untuk mencari siapa yang benar atau salah. Poin sebenarnya adalah perasaaan kesetaraan dan rasa dihargai seorang suami kepada istrinya,” imbuhnya.
Adib mengakui konsep menghargai utama dalam rumah tangga memang mudah untuk diucapkan.
Namun, dalam praktiknya sulit untuk dilakukan.
Oleh karena itu, Adib menyarankan rasa saling menghargai harus ditopang dengan jalinan komunikasi yang baik.
Sehingga potensi kesalahpahaman antar pasangan dapat dihindari.
“Kalau itu tidak dikomunikasikan bisa akhirnya mengarah pada konflik rumah tangga,” ucapnya.
Terakhir, Adib menyinggung soal pembagian hak dan kewajiban dalam sebuah rumah tangga.
Ia menjelaskan konsep pembagian dua hal di atas dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Mulai pemahaman agama maupun kebudayaan di mana pasangan suami istri berasal.
“Atau dari nilai-nilai orang tua mereka sebelumnya. Bisa juga dari cara pandang dari mereka sendiri (pasangan itu, red).”
“Namun cara terbaik pembagian hak dan kewajiban dalam rumah tangga adalah dengan kesepakatan antara suami dan istri,” tandasnya.(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Postingan ‘Suami, Jangan Pernah Bantuin Istri,’ Disukai 77 Ribu Orang, Ini Maksudnya