Sebuah komisi bentukan parlemen Argentina menyimpulkan penyebab tenggelamnya ARA San Juan bersama 44 awaknya bukan karena korban serangan ataupun korban ditabrak kapal di permukaan. Komisi menyebut penyebab tragedi kapal selam itu adalah inefisiensi di Angkatan Laut dan pembatasan anggaran.
“Dugaan-dugaan bahwa kapal selam diserang kapal perang asing, ditabrak kapal ikan, atau sedang menjalani misi rahasia di luar wilayah yurisdiksi perairan Argentina telah dikesampingkan,” bunyi pernyataan komisi itu pada awal Agustus 2019 lalu–sekitar setahun setelah bangkai kapal ditemukan dengan jejak ledakan padanya di lantai laut sedalam 870 meter.
Laporan komisi menunjuk pembatasan anggaran beberapa tahun ke belakang berkontribusi terhadap bencana kapal selam ARA San Juan. Pun dengan kegagalan untuk memperbarui teknologinya dan menjaga tingkat pemeliharaan yang minimal berbasis jumlah jam operasi yang berakibat semakin terkikisnya kualitas si kapal selam.
Angkatan Laut disebutkan mencoba terus memenuhi misi dan operasi secara reguler dengan anggaran yang semakin berkurang. “Mereka menganggap normal operasi di bawah kondisi yang sebenarnya jauh di bawah optimal,” bunyi laporan komisi.
Fakta di lapangan, komisi mendapati kejadian kebakaran pada baterai nomor 3 sebelum ARA San Juan tenggelam pada 14 November 2017. Adapun api dipicu dari kebocoran pada sistem ventilasi yang membuat air laut sampai ke baterai itu.
Kebakaran pada baterai adalah satu di antara situasi paling berbahaya saat kapal selam telah berada di bawah air.
Aksi simpatik berdoa untuk seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 25 April 2021. ANTARA/Maulana Surya
Lalu, bagaimana dengan kapal selam KRI Nanggala-402 yang telah ditemukan di dasar laut 838 meter dalam kondisi pecah menjadi tiga bagian? Teguh Muttaqie dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), seorang doktor bidang kapal selam, sementara ini menepis dugaan faktor pemeliharaan kapal sebagai penyebab tragedi.
Teguh menuturkan sistem dan teknologi di KRI Nanggala telah diperbarui di Korea Selatan pada 2012. Sebelum diserah-terimakan kapal selam juga telah diuji coba penyesuaian komponen untuk beradaptasi saat dioperasikan. “Sampai sekarang saya juga masih bertanya-tanya apa yang kira-kira bisa menjadi penyebab,” kata perekayasa di Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan itu, saat dihubungi Sabtu malam, 24 April 2021.
NAVALPOST | NAVALNEWS