Mengharukan, Bocah Yatim 12 tahun Jadi Kuli demi Hidupi Adik dan Obati Ibunya

by -116 Views

Kehidupan bocah berusia 12 asal Bali, bernama I Putu Arsa Guna Wibawa sungguh memilukan, Bunda. Sebagai seorang anak, dia terpaksa meninggalkan aktivitas bermain dan harus bekerja demi keluarganya.

Hal itu dilakukan karena ayahnya telah meninggal dunia akibat penyakit komplikasi. Sementara ibunya saat ini menderita gejala stroke ringan.

Demi menghidupi dan membiayai pengobatan ibunya di rumah sakit, pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini rela banting tulang dengan bekerja serabutan. Tak cuma membiayai pengobatan ibunya, warga Desa Amartha Bhuana, Kecamatan Selat, Karangasem, Bali itu juga membiayai sekolah adiknya yang masih duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar (SD)

Kepala Desa Amartha Buhana, I Wayan Suara Arsana mengatakan bahwa Arsa bekerja menjadi kuli batako demi memenuhi kebutuhan keluarga. Pasalnya, dia menjadi tulang punggung keluarga sejak ayahnya meninggal empat tahun lalu.

“Karena ibunya sakit, dia setiap pulang sekolah, (tapi) sekarang kan libur, kerjanya angkat-angkat batako, kerja ringan untuk menambah menghidupi dirinya sama adik dan ibunya,” kata Suara, dikutip dari detikcom.

Sementara berdasarkan penuturan Kepala Dusun Sukaluwih, I Wayan Seriasa, ibunda Arsa menderita sakit selama enam bulan ini. Dan karena sakit, anak sulungnya bekerja serabutan dengan upah Rp30-40 ribu, namun dia tidak bekerja seharian.

“Kalau berapa kali ngirim dikasih Rp30 ribu, tapi enggak sampai seharian. Kalau dihitung, Rp30-40 ribuan,” ujarnya.

Para pekerja membuat batako di Desa Busalangga, Rote Barat Laut, NTT. Batako dijual Rp 3.500/batako termasuk ongkos kirim. | Batako/ Foto: Ari Saputra

Ternyata tak cuma Arsa saja yang bekerja serabutan demi bisa melanjutkan hidup mereka, Bunda. Adiknya juga ikut berjualan sepulang sekolah demi membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Seriasa menuturkan bahwa adiknya ikut membantu membungkus keripik di rumah tetangganya yang memiliki usaha mikro kecil. Dari jasanya itu, dia diberi upah sekitar Rp20 ribu, Bunda.

“Sebenarnya tidak bekerja karena tidak boleh memperkerjakan anak di bawah umur tapi dia sengaja minta,” ucapnya.

Artikel Asli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *