Jangan Sembarangan Memberi ‘Cupang’ pada Pasangan, Jika Tak Mau Membuatnya Terbunuh

by -83 Views
Berhati-hatilah dalam melampiaskan berahi. Sebagian tubuh seorang perempuan warga negara Selandia Baru menderita lumpuh sementara akibat “gigitan cinta” di tengkuknya dari pasangan yang sedang kasmaran.
Demikian diungkapkan beberapa dokter di New Zealand Medical Journal, baru-baru ini. Dalam jurnal tersebut, para dokter menuturkan, perempuan yang berusia 44 tahun tersebut mendatangi bagian gawat darurat di Middlemore Hospital di Auckland, tahun lalu. Ia kehilangan gerak pada lengan kirinya sewaktu menonton televisi.
Para dokter menyimpulkan perempuan itu menderita stroke ringan. Namun, para dokter tak bisa menemukan penyebabnya sampai mereka menemukan memar vertikal kecil di tengkuk perempuan tersebut di dekat urat nadi besar. Ternyata, itu adalah “gigitan cinta” atau “hickey” yang ia “terima” beberapa hari sebelumnya. “Karena itu adalah `gigitan cinta`, tentu ada banyak penyedotan,” kata salah seorang dokter yang merawat pasien, Teddy Wu, kepada Christchurch Press, seperti dikutip AFP.
“Akibat trauma fisik yang ditimbulkannya, terjadi sedikit memar di bagian dalam pembuluh darah tersebut. Ada pembekuan darah di urat nadi di bawah tempat `hickey` dilakukan.”

Bahaya kecupan di leher

Wu mengatakan gumpalan darah itu terlepas dan bergerak ke jantung perempuan tersebut, tempat darah beku itu mengakibatkan stroke ringan yang membuat dia kehilangan daya gerak lengannya.

Kami mencari catatan medis dan contoh mengenai akibat `gigitan cinta` yang mengakibatkan sesuatu seperti itu tak pernah digambarkan sebelumnya,” katanya.

Petugas medis mengatakan perempuan tersebut sudah sembuh setelah dirawat dengan menggunakan obat antipembekuan darah.

Kejang dan meninggal

Dikutip dari Independent, seorang remaja bernama Julio Macias Gonzalez (17) mengalami kejang-kejang saat makan malam bersama keluarganya di Mexico City. Media lokal melaporkan ia kejang-kejang setelah sebelumnya menghabiskan waktu bersama kekasihnya yang berusia 24 tahun.
Keluarganya pun panik dan segera memanggil layanan darurat. Nahas remaja itu keburu meninggal dunia.
Menurut laporan media di Meksiko, dokter menduga kalau ia meninggal disebabkan karena ‘gigitan cinta’ di leher yang dilakukan kekasihnya.
Gigitan itu mengakibatkan gumpalan darah, sehingga aliran darah menuju otak menjadi tidak lancar dan mengakibatkan stroke. orang tua anak itu menyalahkan pacarnya untuk kematian, dan usia kejadian itu kekasih anaknya menghilang.
Pihak keluarga, dari borough Iztapalapa, mengatakan kepada media lokal mereka telah menyetujui tujuh tahun perbedaan usia antara anak dan pacarnya, tapi ia menolak untuk putus dengan dia.
Ini adalah kasus yang dilaporkan kedua gigitan cinta menyebabkan stroke. Tahun 2011, seorang wanita 44 tahun dari Selandia Baru mengalami kaku di bagian kiri dan dibawa ke rumah sakit. Menurut laporan media saat itu, dokter menduga dia mengalami stroke. Awalnya dokter tak mengetahui penyebabnya sampai ia melihat ada bekas memar di sisi kanan lehernya, yang merupakan bekas ‘gigitan cinta’. Mereka menyimpulkan bekas gigitan cinta itu telah merusak arteri utama dan mengakibatkan penyumbatan darah.
Dr Teddy Wu, yang bertugas menangani masalah wanita itu di Rumah Sakit Middlemore Auckland, membuat sebuah jurnal medis terkait kasus ini. “Setahu saya, itu adalah pertama kalinya seseorang telah dirawat di rumah sakit karena ‘dicupang’,” katanya pada saat itu, orang Amerika menggunakan hal itu dengan istilah gigitan cinta. Wanita itu dirawat dengan warfarin, anti-koagulan, dan hasilnya penyumbatan darahnya menghilang hampir seluruhnya dalam waktu seminggu. Dr Wu mengatakan kepada media lokal bahwa jika wanita itu tidak ditangani dengan cepat dia bisa menderita stroke lebih lanjut. “Strokes memiliki berbagai tingkat keparahan. Paling parahnya mungkin pasien dapat menjadi lumpuh,” tuturnya seperti dikutip dari TribunnewsBogor.
Sumber: Intisari-Online.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *