Bule di Bali Cuek Terhadap Protokol Kesehatan, Satpol PP: Kita Merasa Dilecehkan

by -93 Views

KOMPAS.com – Satpol PP Kabupaten Badung menyebut sejumlah oknum bule yang terjaring razia tidak peduli terhadap protokol kesehatan.

Satpol PP mengeluhkan banyak warga negara asing (WNA) di wilayahnya yang enggan mentaati protokol kesehatan seperti tidak memakai masker.

“Mereka yang terjaring cuek saja terhadap prokes, kita merasa harga diri kita dilecehkan,” kata Kasatpol PP Badung, I Gusti Agung Ketut Suryanegara, saat dihubungi, Kamis (7/1/2021).

Sebanyak 150 warga terjaring operasi yustisi penegakan protokol kesehatan dari 7 September 2020 hingga 6 Januari 2021.

Baca juga: Ditegur karena Tak Pakai Masker, Bule di Bali: Tahu Apa Kamu soal Pandemi

Kemudian, 80 persen dari jumlah tersebut atau sekitar 120 adalah warga negara asing.

Oknum bule ini biasanya tak memakai masker saat jalan dan berkendara menggunakan sepeda motor.

Bahkan, tak menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor.

Para WNA ini sebagian besar terjaring razia di Wilayah Kuta Utara, seperti di Canggu, Tibubeneng dan juga ada Pererenan.

Mereka yang melanggar ini didominasi anak-anak muda yang berasal dari Eropa Timur.

Suryanegara mengaku, kesal karena saat ditegur, para WNA ini justru bertanya balik.

“Tahu apa kamu soal pandemi,” kata dia, menirukan ucapan WNA yang ditegurnya.

Selain itu, saat diberikan hukuman push up misalnya, mereka malah tertawa.

 

Menurutnya, para warga asing itu seperti menyepelekan protokol kesehatan karena mampu bayar denda.

Adapun para WNA yang masih tinggal di Bali ini tidak bisa pulang ke negaranya akibat lockdown.

“Mereka, tidak bisa pulang dan tidak ada penerbangan,” kata dia.

Pihaknya juga menerima banyak keluhan dari para pengusaha restoran dan bar di wilayah Kabupaten Badung.

Baca juga: Satpol PP Badung Kesal Banyak Bule di Bali Bandel Tak Pakai Masker

Mereka mengeluh karena warga asing ini sulit diminta mentaati protokol kesehatan.

Bahkan, kadang-kadang ada yang marah-marah saat diingatkan.

Keluhan lainnya yakni mereka selalu berlama-lama nongkrong namun jumlah belanjaannya sedikit.

“Mereka (pengusaha) curhat orangnya banyak tapi yang belanja sedikit. Kadang-kadang, mereka masuk ke tempat hanya beli bir dan air putih saja, bisa lima jam di tempat itu,” kata dia.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Imigrasi dan konsulat asal negara para WNA di Badung.

Konsulat diminta lebih tegas dalam memberikan teguran kepada warganya agar mentaati protokol kesehatan.

(KOMPAS.COM/IMAM ROSIDIN)

Editor: Robertus Belarminus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *