5 Fakta Dolly Chavid, Arsitek di Balik Gang Dolly yang Bikin Para Pria Merem Melek Keenakan

by -183 Views

Kompleks prostitusi modern yang mengadopsi sistem akuarium

Tak disangka, usaha tempat “pemuas syahwat” pria dewasa tersebut mendulang sukses yang luar biasa. Selain lokasinya yang strategis, Dolly Khavid yang sering dipanggil sebagai Tante Dolly tersebut mempunyai cara yang cukup ampuh untuk menarik pelanggan agar berdatangan ketempatnya. Para wanita-wanita tersebut dipajang pada sebuah etalase besar mirip sebuah akuarium. Tamu pun merasa leluasa untuk menentukan pilihannya. Cara tersebut masih terus dipertahankan hingga Dolly ditutup.

Cara tersebut terbukti sukses mengangakat pamor gang dolly menjadi kompleks lokalisasi yang paling banyak dicari oleh para pemburu nafsu sesaat. Keramaian ini dimanfaatkan oleh sebagian orang yang mulai membuka usaha disekitar kompleks lokalisasi tersebut.

Dugaan Tante Dolly yang mempunyai dua kepribadian

Menurut salah seorang warga setempat yang bernama Tukirin, Mami Dolly mempunyai kecenderungan sifat dualisme gender alias menyukai sesama jenis. Hal ini karena dirinya kerap terlihat lebih dekat dengan perempuan dibandingkan laki-laki. Untuk menutup identitasnya itulah digunakan nama Papi Dolly sebagai kedok.

Namun semua pernyataan tersebu sepenuhnya tidak benar. Meski terkenal dengan kecantikannya, ia cenderung nyaman dipanggil sebagai “papi” ketimbang “mami”. Hal ini karena faktor dirinya yang suka “ngemong” orang-orang didekatnya, terutama wanita disekitar kediamannya. Pada tahun 1990-an, tak kurang dirinya menanggung kehidupan 10 orang yang di antaranya adalah perempuan penderita kanker.

Makamnya banyak “diziarahi” kupu-kupu malam

Kompleks pemakaman Belanda di Kota Sukun, Malang, Jawa Timur menjadi tempat pembaringan terakhir bagi sang “arsitek” lokalisasi tersebut. Pada batu nisan yang tampak kusam tersebut, tertulis kependekan nama dari D.A Chavid atau Dolira Advonso Chavid. Semak belukar disekitar nisan tersebut menandakan bahwa makam tersebut jarang dikunjungi.

Yang menarik, meski sudah lama tiada, pesona tante dolly sebagai pendiri kompleks lokalisasi terbesar di Asia Tenggara tersebut nyatanya masih ada dalam kenangaan para “anak-anaknya”. Tercatat, beberapa rombongan dari Surabaya pernah datang menziarahi makam tersebut. Menurut juru kunci makam, rombongan tersebut merupakan PSK yang selama ini menetap di gang Dolly.

Sepak terjang Dolira Advonso Khavid sebagai pendiri gang Dolly memang telah berakhir, seiring dengan kematian dan ditutupnya kawasan tersebut. Meski meninggalkan kesan negatif, sosok dirinya telah berperan menjadi bagian sejarah di Indonesia, khususnya di wilayah Surabaya. Dari fakta sejarah ini, kita bisa mengambil hikmah bahwa pekerjaan yang haram, sebesar dan sesukes apapun, seiring bergulirnya waktu pada akhirnya akan binasa dengan sendirinya.

 

Sumber: www.boombastis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *