4. Depresi
Dilihat dari akun Facebooknya, rupanya Dini kerap memposting status galau.
Status galaunya itu mulai ia posting sejak awal September 2017.
Ia menuliskan kerinduannya pada seseorang yang ia sebut Mr K.
“Kangen sama yang di Singapore, cepet pulang yah sayangg Mr.K,” tulisnya 2 September 2017.
Kemudian tanggal 10 September ia menuliskan “Rindu Rumah”.
Tak lama ia memposting lagi status galau pada pukul 04.07 WIB.
“Karna manusia itu semuanya punya hati,
Ketika dia menyakiti manusia yang lain ,
Hatinyapun akan merasakan sakit juga,
Meskipun otaknya tidak berfikir ke arah situ .
Dan mulut akan bergumam (Ko hati aku sakit ya, tapi gatau kenapa) (gak enak hati nih,ada apa ya) gak lama bakal bengong, terus ngasih senyuman palsu. (oke aku baik baik saja),” tulisnya.
Lalu sore harinya ia memposting lagi kalimat dengan Bahasa Sunda.
Mungkin seperti inilah semestinya…
#sendiri…
Antara anyer carita … Carita asih urang kur pupulasa saliwatan..lir ibarat kalangkang marengan mun kacaangan…
Ngalengit kapoekan… Carita..
Asih anjen kur carita munggaran…
Carita
Asih anjen sihoreng saukur ukiran indah na amparan keusik
Sirna kuriakna ombak pesisir..
Nu nyesa saukur gumulung gumuruhna ombak sagara amarah angkara…
Kadedeh saukur riak..kameumeut saliwat..
Nu nyesa angin kageuleuh..
Tanggal 13 September ia memposting lagi status soal dirinya meminta maaf tapi malah dapat respon yang tak disangka.
“Aneh ,,orang minta maaf malah dibilang drama,” katanya yang menyebut ‘orang kota’ di komentarnya.
Kemudian seminggu yang lalu, ia memposting lagi kegalauannya, dan itu adalah status terakhirnya.
“Kadang aku merasa satusatunya Dan terkadang aku merasa tak ada artinya,” tulisnya.
Next>>