Seringkali keguguran diidentikkan dengan kondisi kesehatan wanita yang lebih lemah atau enggak stabil. Biasanya, seorang wanita akan dinyatakan keguguran saat berusia di bawah 20 minggu. Berbagai penyakit seperti autoimun, infeksi, kelainan rahim, dan lain sebagainya bisa membuat ibu hamil terancam keguguran. Meskipun banyak faktor kesehatan ibu yang memengaruhi keguguran, tapi studi terbaru juga menyatakan kalau kesehatan pasangan juga berpengaruh Moms. Penelitian tersebut meneliti tentang bagaimana hubungan antara kesehatan pasangan dan kemungkinan keguguran pada sang istri.
Dilansir dari berbagai sumber (19/01/2021), penelitian yang dilakukan oleh salah satu profesor di Stanford University ini mengatakan bahwa ada hubungan antara kehamilan dan kondisi medis pria. Penelitian ini dilakukan selama 2009 hingga 2016 di Amerika Serikat dengan melibatkan satu juta kehamilan.
Temuan ini menunjukkan kalau pasangan didiagnosis sindrom metabolik akan meningkatkan risiko keguguran meskipun Moms enggak mengalaminya. Sindrom metabolik ini terdiri dari berbagai maca kondisi medis seperti tekanan darah tinggi, obesitas, kolesterol, dan diabetes.
Setiap pria yang memiliki satu kondisi medis akan meningkatkan peluang keguguran sebesar 10%. Kalau mengidap dua, tiga, dan seterusnya, risiko akan bertambah 5% di setiap sakitnya. Selain tentang penyakit, ternyata usia pasangan juga meningkatkan risiko keguguran Moms. Gaya hidup ayah ternyata juga berpengaruh terhadap kondisi dan fungsi plasenta bayi.
Pria yang merekok tentunya akan memengaruhi kualitas sperma. Jadi kalau pasangan merokok, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter ya Moms agar risiko keguguran bisa ditangani.
Penelitian tersebut merupakan penelitian pertama yang menunjukkan adanya hubungan kesehatan ayah dan risiko keguguran. Tapi meskipun begitu, perlu penelitian lebih lanjut seberapa besar peran kesehatan pasangan terhadap kehamilan. Moms dan pasangan juga enggak ada salahnya mulai mengubah pola hidup dan menjaga kesehatan mulai dari sekarang. Jika pasangan mempunyai kondisi medis tertentu, sebaiknya Moms bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan ya. Hal ini dilakukan agar kehamilan yang berisiko bisa dicegah.