Viral Kisah Buruh Bangunan Yang Sukses Mendidik Anak Membuat Orang Tua Kaya Lain Minder

by -139 Views
Tepat pukul 7 malam, orang tua murid mulai masuk ke dalam ruangan kelas di sekolah.
.
 
Pada saat guru mulai menutup pintu dan mulai berbicara, pintu yang baru saja ditutup terbuka kembali perlahan-lahan, seorang pria paruh baya, badannya kotor penuh dengan debu muncul dibalik pintu. Dengan wajah yang tersenyum dia meminta maaf karena datang terlambat.
.
 
Kehadirannya menarik perhatian orang tua murid lainnya. Dia mengenakan pakaian kerja yang sudah luntur serta penuh bercak cat. Celananya pekat dengan debu, dia memakai sepatu boot yang penuh dengan lumpur. Dia kelihatan seperti baru pulang dari kerja bangunan.
.
 
Guru itu berkata: “Permisi, Bapak siapa?”
Pria paruh baya itu berkata: “Saya ayahnya Aminudin”.
Guru itu terlihat kaget, tapi segera meminta pria itu menandatangani buku kehadiran.
.
 
Ayah Aminudin dgn muka tertunduk berkata: “Maaf, Pak Guru, saya ga bisa membaca dan menulis…”
.
 
Para orang tua murid lainnya mulai terdengar berbisik-bisik, sang guru tersebut pun berkata: “Tidak apa-apa, saya yang akan membantu Bapak tanda tangan.”
.
 
Kemudian guru tersebut mulai menjelaskan, tujuan diadakannya rapat orang tua murid adalah supaya setiap orang tua dapat..
.
 
berbagi pengalaman tentang mendidik anak mereka di sekolah. Beberapa orang tua murid membagikan pengalaman mrk membantu anaknya belajar di rumah. Mereka mendidik dgn ketat, agar anak mengerjakan PR, jg mencarikan guru les tambahan, dll.
.
 
Tiba giliran ayah Aminudin, guru berkata:
“Aminudin adalah seorang murid teladan dengan nilai terbagus di kelas. Pelajaran matematika selalu beroleh nilai terbaik, ia tidak pernah terlambat, selalu bersikap baik terhadap teman-temannya. Mari sama-sama kita dengarkan bagaimana ayah dari Aminudin mendidik anaknya.”
.
 
Tidak sedikit orang tua murid lainnya tampak kaget. Bapak yang tidak terpelajar namun mempunyai anak yang hebat. Ayah Aminudin dengan agak sedikit canggung mulai berjalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, tidak begitu berani menatap mata para orang tua murid lainnya.
.
 
Lalu dia bicara.
Saya hanya suka melihat anak saya mengerjakan PR nya. Setiap kali sepulang kerja, tidak peduli seberapa capeknya saya, saya pasti akan duduk di samping dia untuk melihatnya mengerjakan PR yang ada.
Suatu hari, anak saya bertanya kepada saya,
“Ayah, setiap hari melihat saya mengerjakan PR, apa Ayah mengerti apa yang saya kerjakan?”
.
 
Saya berkata “Ayah tidak mengerti.”
Kemudian anak saya bertanya: “Ayah, jika Ayah tidak mengerti bagaimana Ayah tahu saya mengerjakannya dengan benar atau tidak?”
Saya berkata: “Jika kamu mengerjakannya dengan cepat, maka Ayah tahu bahwa soal ini sangat mudah; jika kamu menyalakan kipas angin, mengambil minum, maka Ayah tahu bahwa soal tersebut susah”.
.
 
Saya seorang buruh bangunan. Suatu kali saya mengangkat wajah saya dan melihat bangunan tinggi yang saya bangun, saya bertanya kepada anak saya, apakah kamu mau tinggal di rumah yang tinggi, yang besar, rumah yang indah? Mengendarai mobil bagus?
.
 
Anak saya menganggukkan kepalanya
Saya berkata: “Oleh karena itu kamu harus belajar dengan baik.”
Saya tidak sekolah, tidak dapat membaca dan menulis, saya tdk tahu bagaimana cara-cara hebat mendidik anak. Saya hanya suka bercakap2 dgn anak saya.
.
 
Anak saya senang jongkok di samping saya pada saat saya bekerja.
Saya tidak memberikan uang jajan kepada anak, ia tidak bermain internet, juga tidak belanja macam-macam. Dia sering di rumah membantu saya mencuci pakaian.
.
 
Setelah selesai berbicara, dia membungkuk untuk memberikan hormat kepada sang guru!
.
 
Orang tua murid lainnya terpaku tak bergeming, hati mereka tersentuh.
Ayah ini meskipun tidak berpendidikan tinggi dan keadaan ekonominya rendah, tapi ia sangat hormat kepada guru. Dia juga senang menemani anaknya. Ini adalah caranya bagaimana dia berhasil dalam mendidik anak.