Viral Buaya 4,5 Meter Dibawa Pakai Buldozer, Gagal Dievakuasi dan Mati karena Aturan Adat

by -61 Views

PANGKALPINANG, KOMPAS.com – Konflik antara manusia dengan buaya kembali terjadi di Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Kali ini seekor buaya yang panjangnya diperkirakan 4,5 meter ditemukan mati setelah dua hari dalam tangkapan masyarakat.
Predator yang usianya ditaksir di atas 50 tahun tersebut diduga mati karena luka jerat dan faktor kelelahan.
Kepala Resort Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kepulauan Bangka Belitung, Septian Garo mengatakan, penangkapan buaya tersebut terjadi di Desa Kayu Besi, Bangka pada Senin (3/8/2020) malam.

Baca juga: Detik-detik Tubuh Nila Diseret Buaya hingga Menghilang, Korban Sempat Teriak Minta Tolong

Evakuasi terkendala aturan adat

“Kami dapat informasi ada buaya ditangkap warga karena telah menyerang. Kami langsung hubungi Sekdes setempat, berkoordinasi untuk evakuasi,” kata Septian dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).

“Namun menurut Sekdes ada aturan adat/kepercayaan setempat bahwa buaya tersebut tidak boleh dievakuasi,” lanjutnya.

Septian menuturkan, evakuasi tidak jadi dilakukan karena adanya kepercayaan masyarakat akan terjadi musibah bagi warga sekitar apabila buaya tersebut dievakuasi.
Alhasil buaya yang diketahui dalam kondisi tanpa gigi tersebut berada dalam tahanan masyarakat hingga akhirnya mati pada Selasa (4/8/2020) malam.

Baca juga: Demi Antar Bahan Belajar Murid, Guru di Kaltara Seberangi Sungai Habitat Buaya

Dievakuasi pakai buldozer, viral di medsos

Proses evakuasi buaya air asin yang menggunakan buldozer itu mendadak viral di kanal media sosial.

Dalam video yang diunggah akun Instagram infopublic.id, terlihat sebuah buldozer sedang menyusuri jalan raya mengangkut buaya berukuran raksasa.
“Seekor buaya muara besar berhasil diamankan di daerah Bangka Belitung,” demikian caption yang tertulis pada video berdurasi 00:19 detik tersebut.
Pihak BKSDA tak menampik jika video yang beredar tersebut buaya yang mati di daerah Kayu Besi.

 

Ritual khusus penguburan buaya

“Kasus ini adalah kali kedua setelah pada 2016 pun demikian. Kami ditolak untuk evakuasi buaya. Kepercayaan warga atau dukun setempat untuk menguburkannya langsung dengan ritual khusus,” ujar Septian.
Atas kejadian tersebut, pihak BKSDA mengimbau masyarakat untuk berhati-hati beraktivitas di lokasi yang terindikasi kuat adalah habitat buaya.
“Karena buaya merupakan satwa liar yang dilindungi dan memiliki habitat atau rumah hidupnya sendiri apabila masih bisa dihindari sebaiknya hindari saja habitat buayanya. Biarkan buaya tersebut hidup di rumahnya sendiri,” harap Septian.
“Apabila terpaksa untuk ditangkap, untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan kami agar dapat diantisipasi langkah penyelamatan sehingga tidak terjadi kematian buaya,” tambahnya.

Penulis: Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur Editor: Aprillia Ika

Artikel Asli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *