Kisah Tragis Tukang Tambal Ban Penebar Paku, Mati Lantaran Ulahnya Sendiri

by -143 Views

Bertahun-tahun lamanya, Agus menjalani hidup yang melarat. Dua orang tuanya telah tua dan tak mampu bekerja seperti dulu. Di sisi lain, ia memiliki adik-adik yang masih kecil. Mereka butuh disekolahkan. Alhasil, Aguslah yang menanggung semua kebutuhan keluarganya. Hal itu dilakukan karena ialah satu-satunya laki-laki dewasa di keluarga itu yang fisiknya masih sehat dan kuat.

Guna mengusahakan hal itu, pada suatu hari, ia memutuskan membangun sebuah rumah kecil di pinggir jalan raya, tak jauh dari tempat tinggalnya. Di sana, Agus membuka jasa tambal ban, di samping juga menerima servis sesekali apabila ia mendapati kerusakan motor yang tak terlalu parah. Jalan itu merupakan jalur utama antarprovinsi yang berada di tempat tinggal Agus. Dengan membuka jasa tambal bal di jalan itu, Agus berharap uang akan mendatanginya tanpa menunggu lama.
Keinginan soal uang itu memang terjadi seperti yang diharapkan Agus. Setiap hari, ia melayani puluhan kendaraan yang, entah mengapa, bannya selalu bocor apabila melewati jalan tempat Agus membuka usahanya. Alhasil, dari usaha itu, Agus bisa cukup menghidupi keluarganya. Pendapatannya bahkan sisa untuk membiayai kebutuhan hidup orang rumah dan menyekolahkan adik-adiknya.
Kondisi itu membuat Agus dan keluarga hidup dengan nyaman. Walaupun hanya bermata pencaharian sebagai tukang tambal ban, ia tergolong hidup cukup mewah, dan cenderung mencolok.
Next >>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *