Pagi dini hari Sabtu (24/4) adalah batas akhir live support berupa ketersediaan oksigen di KRI Nanggala-402 selama 72 jam. Artinya, oksigen dalam KRI Nanggala-402 dipastikan habis. Lantaran itu pula, upaya pencarian diupayakan maksimal.
Upaya pencarian akhirnya menemukan titik terang. Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, dalam konferensi pers, Sabtu (24/4), setelah melakukan pencarian selama 72 jam, KRI Nanggala-402 dinyatakan isyarat subsunk. Jadi, KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali dinyatakan tenggelam.
Isyarat yang menguatkan bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam, lanjutnya, unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala-402.
Barang-barang yang ditemukan di perairan utara Bali, yakni pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan botol yang berisi pelumas periskop kapal selam.
Ditemukan juga alat yang dipakai ABK Nanggala-402 untuk shalat dan spons untuk menahan panas pada presroom.
Dengan adanya bukti otentik ini, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, mengatakan KRI Nanggala-402 yang diisyaratkan semula submiss menjadi subsunk atau tenggelam.
Ditegaskannya, tenggelamnya KRI Nanggala-402 bukan karena ledakan. Dikatakan Yudo, jika terjadi ledakan, sonar dipastikan bisa mendeteksi.
KRI Nanggala-402 sebelumnya diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekitar pukul 03.00 Wita, Rabu (21/4) dini hari
Kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 anak buah kapal (ABK), seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Sebanyak 21 KRI dan helikopter dikerahkan untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402. Bantuan dari negara lain juga berdatangan untuk membantu pencarian.
Kapal Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak saat komandan pelatihan hendak memberikan otoritas penembakan terpedo.