Perjuangan yang tergambar dalam kisah seorang guru yang viral setelah diunggah oleh anaknya di Facebook ini seharusnya kembali memperingatkan kasus lima siswa SMP yang menginjak-nginjak rapor sekolah di Suela, Lombok Timur, Selasa (22/12/2020) lalu.
Meski hanya berupa dokumen berisi nilai, namun dengan susah payah para guru mengisinya bahkan harus bergadang hingga tengah malam.
Bahkan tugas ini tidak ‘mengenal’ kondisi sang guru. Baik sehat ataupun sakit, guru tetap harus menyelesaikan tugasnya, seperti apa yang tergambar pada sosok guru di Texas, Amerika Serikat.
Berada di ruang UGD rumah sakit dengan terpasang alat medis, guru matematika bernama Alejandro Navarro ini berusaha menyelesaikan nilai untuk laporan kemajuan siswanya di sebuah sekolah menengah di Ciudad Acuna, Meksiko, melansir liputan6.com.
Dia tahu dia akan pergi ke UGD. Jadi dia minta dibawakan laptopnya sehingga dia bisa memasukkan nilai siswa,” tulis putrinya, Sandra A. Venegas, di Facebook pada 18 Desember.
Sebagai seorang anak, Sandra jelas merasakan kekhawatiran besar terkait tindakan nekat ayahnya itu, meski sudah mengantongi izin dari dokter.
Dan benar, keesokan harinya, apa yang dikhawatirkannya itu terjadi. Sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya setelah menghabiskan waktunya untuk bekerja.
Dalam kesempatan tersebut, Sandra mengajak para pelajar untuk lebih menghargai usaha dan perjuangan setiap guru.
“Guru memberikan begitu banyak jam ekstra, jam-jam yang tidak disadari banyak orang. Bahkan selama pandemi, bahkan saat krisis kesehatan, para guru khawatir mereka tak bisa menyelesaikan tugas mereka,” ucap Sandra yang juga seorang guru.