Nggak Kalah Pilu dari Romeo-Juliet, 4 Kisah Cinta Ini Bikin Kamu Belajar Bahwa Hidup Hanya Sementara

by -283 Views

Gunakan hidupmu sebaik mungkin dan jangan lupa mengucap syukur

Kisah cinta legendaris seperti Romeo dan Juliet memang terkenang sepanjang masa. Bukan hanya dari sisi romantisnya saja, namun ketragisan cerita juga menjadi salah satu faktor yang membuat banyak orang mengingatnya. Di Indonesia sendiri ada banyak kisah cinta yang memilukan seperti Romeo dan Juliet, bedanya tidak sampai diracun segala. Contohnya saja kisah cinta Presiden Habibie dan Bu Ainun yang viral bahkan sempat difilmkan juga oleh sineas tanah air.

Tidak hanya kisah cinta tragis milik petinggi negara atau publik figur saja yang bisa viral di negeri ini. Beberapa tragedi pilu ini bukan milik seorang yang dikenal publik, namun menuai atensi dari para pengguna sosial media sekalian. Hal tersebut menandakan bahwa self-awareness netizen Indonesia masih kuat. Berikut kami sajikan kembali ulasannya.

1. Hanya Diberi Waktu Satu Minggu Sebelum Berpisah

Kisah cinta pertama datang dari seorang Diazca Adizsa, seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Prasetya Mulya, Jakarta. Ia kehilangan sosok yang begitu berharga baginya satu tahun yang lalu, tepatnya 28 April 2016.

Kala itu ia sedang berada di kampus ketika mendengar bahwa sang pacar mengalami kecelakaan di jalan tol. Syok, sedih, bingung bercampur jadi satu. Namun hanya satu hal yang ada di pikirannya, apa nyawa Emran akan terselamatkan.
Bergegas ke UGD, ia lalu mendapati Emran bersimbah darah. “Kata dokter batang otaknya rusak,” cerita Diasza. Selama 7 hari Emran berjuang di UGD, tapi pada hari kedelapan, ia dipanggil Sang Kuasa. Diazca mengaku depresi selama satu tahun hingga akhirnya ia bisa menyembuhkan diri. Satu hal yang kita bisa belajar dari kisah ini adalah hidup terus berputar, ada kalanya kalian berada di bawah. Diazca berpesan “jangan lari,” karena ikhlas pun butuh proses, semua akan indah pada waktunya.

2. Menemani Sang Belahan Jiwa Hingga Ajal Menjemput

Pak Yusuf merupakan subjek dari kisah kedua. Saat ini, ia tinggal di Jakarta sebatang kara. Istrinya telah pergi mendahuluinya. Tragis, bagaimana Pak Yusuf menemani istrinya hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya. Kejadian tersebut dialaminya sekitar 5 tahun lalu. Ia menemani istrinya yang terkena stroke, tidak bisa bergerak dan hanya berbaring. Pak Yusuf berkata bahwa hari itu, ia hanya bisa menggenggam tangan istrinya.
Nafas sang istri mulai pendek-pendek hingga akhirnya ia sudah tiada. Pak Yusuf hanya bisa menggenggam raganya saja, namun tidak jiwanya. Ia juga berkata bahwa pelajaran penting yang harus dimengerti oleh semua orang adalah, hidup itu sementara, yang kekal adalah kebahagiaan. Sebuah hal yang bisa dibagikan ke banyak orang.

Next >>