Tidak lama kemudian seorang pejalan kaki mengampiri pria tersebut dan menanyakan harga blender yang dijualnya. Kemduian Sujono menjawab seikhlasnya asal bisa makan. Akhirnya pejalan kaki itu mengeluarkan uang Rp 100.000 dan memberikannya kepada Sujono.
“Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender,” kata Sujono saat ditemui di rumahnya, Rabu (20/5/2020).
Sujono yang tinggal bersama istri, anak, dan ibunya di rumah milik sang ibu yang sedang sakit berada di Desa Pojok Sari. Sujono dan istri beralih profesi sebagai pengumpul kayu bakar dan bambu kering setelah kawasan Ponpes Al Fatah Temboro ditutup.
“Kadang laku Rp 10.000 kadang hanya Rp 5.000. Kalau dari pagi hujan, maka kami tidak mempunyai penghasilan,” katanya.
Selain menghidupi anak dan istri, Sujono juga merawat ibunya yang menderita diabetes. Sujono yang tergolong kurang mampu namun hingga kini ia belum ada menerima bantuan dari pemerintah.