Ini adalah cerita seorang da’i. Sebuah kisah nyata yang tercatat dalam salah satu laporan kepolisian. Dua orang lelaki bersepakat dalam maksiat. Setan menggoda dan mendorong keduanya.
Kesalahan keduanya adalah karena keduanya telah menikah. Salah seorang dari mereka suatu hari berpetualang. Seorang wanita menghubunginya. Hubungan haram terjadi antara keduanya. Dia berjanji kepada wanita untuk menghabiskan malam bersamanya suatu saat nanti.
Demi keamanan, lelaki ini beralasan kepada isterinya bahwa dia mempunyai pekerjaan yang harus diselesaikan. Dia menyuruh isterinya agar pulang ke rumah orang tuanya. Istri pun menurut. Lelaki serigala pengkhianat ini pergi menjemput pacarnya di tempat yang telah dijanjikan.
Si wanita ini berkata, “Kita duduk dulu di taman, kemudian sesudah itu pulang ke rumah.” Serigala ini mengangguk.
Sesampainya di rumah, wanita itu memintanya agar membeli makanan dan minuman terlebih dahulu. Dia pun pergi ke salah satu rumah makan untuk membeli pesanan sang kekasih. Di tengah jalan, mobil polisi menghentikan mobilnya.
Pak polisi berkata, “Anda telah melanggar rambu lalu lintas. Matikan mobilmu dan ikutlah bersama kami.”
Dia menuruti ucapan bapak polisi. Sesampainya di kantor polisi, dia meminta izin untuk menghubungi karibnya. Di pojok ruangan dia mengontak teman karibnya.
“Aku mohon, di rumahku ada seorang wanita. Makan malam ada di mobil dan mobil ada di tempat ini. Ambillah makam malam di mobil, dan pergilah ke rumah. Lanjutkan rencana. Jika kamu telah memangsanya, pulangkan dia ke rumahnya. Aku takut isteriku pulang dan aibku bisa terbongkar.”
Karibnya menjawab, “Tenang saja, asalkan ada mangsa.”
Next >>