Kala semenanjung korea diduduki jepang, banyak pemuda korea yang direkrut oleh militer Jepang untuk menjadi bagian pasukannya. Pada awal 1942 Jepang kemudian mulai mengekspansi Asia Tenggara. Yang Chil Sung, salah seorang pemuda korea ditugaskan oleh Jepang di sebuah kamp tawanan perang di Bandung, Indonesia.
Di sanalah Chil Sung bertemu dengan Lience wenas, seorang gadis Indonesia yang sedang membesuk kakaknya. Karena sering bertemu, mulailah kedua insan berbeda bangsa itu menjalin keakraban dan tali kasih. Singkat cerita Chil Sung dan Wenas lalu meresmikan hubungan mereka melalu pernikahan.
Belum lama menikah, Jepang menyerah kepada sekutu dan tiga hari kemudian Indonesia memerdekakan diriya pada 17 Agustus 1945. Setelah terbebas dari tugasnya sebagai tentara Jepang, Chil Sung yang kini mencintai Indonesia kemudian direkrut oleh gerilyawan Pasukan Pangeran Pakpak (PPP) untuk membantu mereka menghalau militer belanda yang mencoba kembali menguasai Indonesia.
Yang Chil Sung lalu mengucapkan kalimat syahadat dan berganti nama menjadi Komaruddin. Di PPP Komaruddin ditugaskan sebagai pelatih militer sekaligus terlibat aktif dalam berbagai operasi pertempuran. Sepak terjang pasukan PPP sangat merepotkan Belanda terlebih setelah bergabungnya Komaruddin. Namun, suatu malam pasukan Belanda berhasil menyergap Komaruddin dan teman-temannya ketika sedang rapat karena seorang pengkhianat melaporkan lokasi mereka.
Dalam pengadilan kilat yang dilaksanakan militer Belanda, Komaruddin dijatuhi hukuman mati. Pesan terakhirnya adalah agar jasadnya dimakamkan secara Islam. Komaruddin sempat meneriakan kata “Merdeka” Sebelum dieksekusi regu tembak Belanda. Jasad Yang Chil Sung alias Komaruddin kini berada di Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, peristirahatan terakhir bagi para pahlawan kemerdekaan Indonesia.
©All rights and credit reserved to the respective owners. Please contact us for credit or removal.
From: Fadly Saputra,
youtu be/cdDBnbcSe7o