Maya Nabila Jadi Mahasiswi S3 ITB di Usia 21 Tahun, Netizen: Sudah Cantik Pintar

by -84 Views
by

Ada banyak pelajar berprestasi di Indonesia, Bunda. Salah satunya Maya Nabila, yang menjadi mahasiswi termuda di jenjang pendidikan Strata-3 (S3) Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ITB Tahun Akademik 2021/2022. Perlu untuk Bunda ketahui, Maya sendiri baru berusia 21 tahun, lho.

Dalam pendidikannya tersebut, Maya mengambil program studi Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Perempuan kelahiran Padang pada 9 Mei 1999 ini mengawali pendidikan dasarnya saat masih begitu belia, yakni berusia lima tahun.

Seperti yang Maya akui, ternyata dirinya memang sudah senang bersekolah sejak sejak kecil, Bunda. “Sejak dari dahulu aku memang suka belajar dan hal baru,” tuturnya seperti yang HaiBunda kutip dari laman itb.ac.id.Selanjutnya Maya mengenyam bangku SMA dengan mengikuti program akselerasi, sehingga ia bisa tamat kurun waktu dua tahun. Kemudian lanjut ke tingkat sarjana, ia berhasil menyelesaikan masa studi kurang dari empat tahun.

Selain kegemarannya tersebut, faktor lingkungan juga Maya akui sebagai pendorong baginya untuk terus melanjutkan pendidikan. “Alhamdulillah ada kesempatan lanjut S2/S3 dengan program PMDSU, mungkin juga ada faktor lingkungan keluarga, soalnya papa juga kuliah sampai S3,” tutur Maya.

Saat melanjutkan S2 di ITB, Maya mendapat beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Bunda. Meski begitu, ia juga sempat memiliki kendala harus menyesuaikan pelajaran yang sebelumnya didapatkan saat mengambil studi sarjana pada Universitas Andalas prodi matematika.

Bagi Maya ada beragam perasaan yang ia rasakan sebagai mahasiswa S3. Katanya, ia senang sekaligus bingung karena belum bisa memberikan kontribusi untuk kampus maupun negara.

“Perasaannya, ya senang sih ya, tetapi ini belum jadi apa-apa. Kan, baru menjadi mahasiswa termuda saat ini, aku belum punya kontribusi apapun untuk kampus ataupun negara,” tuturnya.

Untuk saat ini, gadis yang bercita-cita sebagai dosen ini memiliki harapan agar dapat belajar lebih banyak di kampusnya sekarang. Ia juga ingin menambah relasi sehingga dapat mengenal dunia luar, dan keluar dari zona nyaman.

“Aku punya cita-cita ingin jadi dosen, aku ingin mengajar dan membagikan ilmu yang aku dapatkan selama kuliah di ITB ini. Aku juga berharap di instansi manapun nanti aku berada, aku bisa memberi pengaruh positif di sana,” ujarnya.