Kisah Perjuangan Riyan, Dosen UGM yang Pernah Jadi Driver Ojol Demi Bertahan Hidup

by -78 Views
Hidup itu keras, bahkan untuk sekadar bertahan, seseorang harus bekerja dengan keras sambil berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Hal itulah yang pernah dirasakan Riyan, seorang dosen Fakultas Peternakan UGM yang pernah merasakan menjadi driver ojol hanya untuk sekedar bertahan hidup.

Kisah itu berawal ketika Riyan bersilaturahmi sekaligus mengenalkan istrinya kepada pada para dosennya saat menempuh kuliah S2 di UGM. Saat itu, sebenarnya dia sudah mendaftarkan diri menjadi dosen di salah satu universitas yang ada di luar Jawa. Namun, saat bertemu dengan dosen pembimbingnya, Riyan diberi tahu kalau ada rekruitment terbuka untuk posisi dosen di Fakultas Peternakan UGM.

Pada saat itu, Riyan tak lantas langsung menerima tawaran tersebut. Ia terlebih dahulu mendiskusikannya bersama istrinya. Setelah mengobrol dengan sang istri, ia akhirnya menerima tawaran tersebut. Ternyata, Riyan mendapat pengumuman dari kedua universitas itu bahwa ia lolos untuk tes berikutnya.

Lalu universitas mana yang dipilih Riyan? Dan bagaimana kisah Riyan bisa menjadi driver ojol? Berikut selengkapnya:

Sempat Bimbang

Pada saat pengumuman, Riyan sempat bimbang. Dia harus mencari tempat tinggal dan mencari pekerjaan sementara sampai proses seleksi itu selesai.

Akhirnya, Riyan mengambil keputusan berani dengan melanjutkan proses seleksi di UGM. Dengan bermodal Rp2,5 juta, ia bersama sang istri berangkat ke Yogyakarta. Sesampainya di Jogja, ia bersama istri mendapat tempat tinggal yang cukup sederhana di wilayah Soropadan.

Selain itu, mereka juga harus berhemat sebelum mendapatkan pekerjaan sementara. Belum lagi, saat itu sang istri sedang mengandung anak pertama mereka sehingga harus sesekali mengidam.

©Ugm.ac.id

“Waktu itu, lauk yang kami santap hanya seputar telur, tempe, dan gorengan saja. Pernah suatu ketika istri benar-benar mengidam lauk ikan lele. Akhirnya saya belikan satu untuk berdua,” kata Riyan dikutip dari Ugm.ac.id pada Senin (19/10).

Jadi Driver Ojol

Selain tempat tinggal, Riyan juga harus mencari pekerjaan sementara hingga proses seleksi usai. Beruntungnya ia waktu itu diterima menjadi salah satu driver ojek online (ojol).

Selain itu, juga turut membantu di Lab Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fapet UGM. Sementara itu, istri Riyan juga membantu dengan berjualan nasi kuning.

“Dari habis subuh hingga jam 9 saya cari penumpang. Lalu setelahnya hingga pukul 3 sore saya bantu di lab. Sepulang dari lab saya ngojek lagi sampai pukul 8 malam. Dari semua pemasukan itulah akhirnya kami bisa makan sejahtera, bahkan bisa menabung,” ujar Riyan.

Usaha Keras Tak Sia-Sia

Usaha keras untuk bertahan hidup yang dilakukan Riyan dan istrinya tak sia-sia. Pada Februari 2018, dia resmi diangkat jadi dosen. Selain itu, dia juga bisa pindah ke kontrakan yang lebih bagus untuk anak dan istrinya.

Karena pengalaman hidup tersebut, Riyan mengatakan mendapat banyak pelajaran. Bahkan dia senantiasa mendoakan kehidupan para driver ojol.

“Saya merasakan sendiri bagaimana susah dan lelahnya menjadi driver ojol. Terlebih mereka tidak bekerja keras untuk diri sendiri. ada keluarga yang menunggu mereka di rumah. Makanya ketika dengar cerita ada driver ojol ditipu, saya marah sekali,” kata Riyan.

Bersiap Lanjutkan S3

Kini, Riyan tengah menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan S3 di Jepang. Dia mengaku telah diterima di University Of Miyazaki, Jepang. Namun, karena merebaknya COVID-19 keberangkatannya harus ditunda. Ia tetap mengambil hikmah tersendiri atas penundaan ini.

© Japan-magazine.jnto.go.jp

“Dengan ini saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk tiket pesawat yang terbilang mahal, utamanya dalam kondisi pandemi ini. Saya juga menyiapkan proposal riset untuk disertasi nanti. Saya juga bisa mempersiapkan kemampuan bahasa saya,” ungkap Riyan.

Artikel Asli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *