Ketika Pesohor Hiburan Mulai Bersuara soal Tayangan Alay

by -120 Views

Beberapa hari lalu, presenter dan mantan ilusionis Deddy Corbuzier mengunggah video berjudul “Artis Alay Kenape Makin Banyak Sih!!!!!!” ke YouTube.

Sebagai informasi, kata alay merupakan kependekan dari anak layangan, yang menggambarkan gaya atau sikap norak atau kampungan.

Dalam video yang berdurasi sekitar empat menit itu, Deddy mengutarakan opininya tentang keberadaan artis atau program televisi alay.

“Karena hukum piramid, yang di bawah lebih besar. Jadi yang alay pasti lebih banyak. Yang kedua, job lebih banyak. Iyalah, kalau lo mau jadi artis paling cepat dapat job adalah lo ngalay,” kata Deddy dalam video tersebut, seperti yang dikutip Kompas.com, Kamis (15/3/2018)

“Joget-joget naik ke atas kursi, ditendang kursinya. Ngata-ngatain orang pakai aib dibuka-buka. Job lebih banyak karena penonton lebih banyak. Kenapa penonton lebih banyak? Hukum piramid,” sambungnya.

Sejak itu, istilah artis atau tayangan alay mulai menjadi buah bibir. Satu per satu pesohor hiburan lain ikut berkomentar tentang itu.

Beberapa dari mereka mengaku setuju dengan tayangan televisi yang dikategorikan “alay” oleh Deddy. Namun, ada pula yang justru terkesan menyindir anggapan tentang program artis alay.

Salah satu yang mendukung Deddy secara terang-terangan adalah penyanyi Anji. Melalui fitur Insta Story di akun Instagram-nya, @duniamanji, menuliskan pendapatnya.

Awalnya ngerasa enggak enak kalau bilang artis alay, karena banyak artis yang saya kenal masuk dalam kategori ini. Tapi harus ada orang-orang yang bersuara. Terdorong sama apa yang dilakukan @mastercorbuzier, saya berharap acara-acara alay di televisi diganti,” tulis Anji.

Ia mengaku tak peduli, jika nantinya banyak rekan sesama artis yang jadi tak menyukainya gara-gara komentarnya.

Anji bahkan mengajak publik yang punya rasa resah yang sama untuk mengadu ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Lagian, sebenarnya kalau dipikir-pikir teman saya memang tidak banyak. Kenalan memang banyak, tapi teman tidak. Cuma hitungan jari, jadi tidak apalah kalau dibenci. Berarti mungkin merasa dirinya artis alay,” tulisnya.

Buat teman-teman yang merasa memang banyak tayangan alay di tv, mari bersuara. Kalau perlu kita mention @kpipusat, supaya mereka tahu memang banyak yang tidak setuju dengan acara alay,” sambung Anji.

Benar saja, selebritas lainnya mulai bersuara tentang kualitas acara televisi Indonesia dan betapa prihatinnya mereka akan konten sejumlah tayangan layar kaca.

Contohnya mantan vokalis band She, Melly Mono, yang merasa sudah tak punya pilihan tontonan “sehat” untuk anak-anaknya. Sehingga, ia beralih ke program televisi luar negeri dengan menggunakan layanan televisi kabel.

Sy bicara sebagai seorang ibu.. tentu ingin sekali tayangan yg ditonton adalah tayangan yang menghibur, bermanfaat dan tentu punya nilai edukasi. Sy dan keluarga tentu juga ingin update berita yang terjadi di tanah air, tp saat ini kita dikondisikan untuk lebih kritis memilih stasiun tv mana yg punya visi yg baik untuk anak2 di masa depan,” tulis Melly pada Insta Story-nya.

Bahkan, ia merasa sedih dan prihatin karena banyaknya acara televisi yang alih-alih menghibur dengan cara sopan, malah menggunjingkan atau membuka aib orang lain.

Saya sedih sih.. banyak tayangan tv lokal yg ambil untung dr ngebuka aib orang.. Disini saya ga nyangkut pautkan dengan “alay” atau apalah. Hanya terganggu acara tv kasih tayangan yang menurut saya ga ada manfaatnya,” tulis Melly.
Ia mengaku sangat menrindukan program-program televisi yang memiliki konten yang berbobot.

Ga adil yaa dengan sodara2 kita yg belum bisa menikmati tayangan tv kabel.. Jadinya yg mereka nonton yaa begitulah.. Sungguh saya RINDU sekali tayangan tv yang baik, menambah wawasan, kepintaran, memotivasi, semangat, dan menginspirasi kita.. Semoga ada perubahan… eeh harus ada perubahan malah…,” tulisnya lagi.

Perasaan sedih akan program televisi “alay” juga dirasakan oleh presenter dan artis peran Nabila Putri.

Dalam insta story akun Instagram @nabilabylla, Nabila mengatakan bahwa ia miris dengan program layar kaca saat ini yang cenderung menghina fisik, berkata kasar, hingga membuka aib orang atas nama candaan.

Lagi rame banget pro kontra tentang program ‘alay’, aku sih yes ! Tapi mungkin lebih nyaman menyebutnya program ‘kurang mendidik’. Agak miris dengan tayangan tv sekarang yang banyak mengarah ke body shame, kasar, membuka aib orang. Yang lebih menyedihkan lagi semua itu digunakan sebagai materi yang “lucu” – cobalah lebih pintar dalam menciptakan sebuah tayangan,” tulis Nabila.

Pemain film Valentine ini kemudian berbagi pengalamannya pernah menolak menjadi bintang tamu sebuah acara televisi karena tak mau menjadi bagian dari “gimmick”.

Begitu pun tawaran menjadi co-host, Nabila tak segan menolak, karena merasa program tersebut berpotensi menjadi acara yang ia sebut “kurang mendidik”.

Dan ternyata ya menurut kacamata saya sesuai prediksi program2 yg mempublikasikan masalah pribadi seolah meluruskan masalah setiap orang tp menurut saya tidak pantas. Kalian ini menjadi hakim untuk masalah hidup orang lain. Cobalah untuk bicara tentang prestasi bukan sensasi,” tulis Nabila.

Banyak hal yg tidak pantas dijadikan ‘materi’ bahan tawa. Sebagai salah satu pengisi acara komedi saya percaya bahwa banyak cara yang lebih baik untuk tertawa dari sekedar berbicara kasar, menertawakan dan membuka masalah pribadi atau bertindak kasar,” sambungnya.

Nabila menyadari bahwa menjadi bintang tamu dan pembawa acara sebuah program bagaimana pun konsepnya adalah pilihan pribadi masing-masing.

Tapi mungkin itu pilihan mereka untuk mencari rejeki tapi tidak dengan aku. Mending punya sedikit program tapi berkualitas daripada seribu pekerjaan tapi ‘merusak’ mentalitas banyak orang,” tulis Nabila.

Jika banyak yang mengikuti jejak Deddy Corbuzier menyuarakan keluh kesah tentang acara televisi sekarang, ada pula yang meski tak blak-blakan, menuliskan kalimat bernada sindiran.

Salah satunya, desainer dan pembawa acara Ivan Gunawan. Dalam akun Instagram-nya, Ivan mengunggah foto bersama rekannya Ruben Onsu berpose di atas Yacht.

Mereka kompak mengenakan topi fedora dan kacamata hitam. Di depan mereka terpampang dua tas bermerek Hermes dan Gucci yang harga ditaksir maaing-masing ratusan dan puluhan juta rupiah.

Enjoy shay… pose biar kaya alay,” tulis Ivan.

Tak jauh berbeda dengan Ivan, istri presenter Uya Kuya, Astrid Kuya, juga menyinggung soal istilah alay yang sedang ramai dibicarakan.

Namun, Astrid tak menuliskan apakah itu berkait program artis alay karena sang suami memandu sebuah acara televisi, atau tentang hal lain.

Alay itu tidak haram!! Tapi sombong bisa jadi dosa,” tulis Astrid.

 

Penulis: Andi Muttya Keteng Pangerang

Editor: Bestari Kumala Dewi

 

Sumber: JAKARTA, KOMPAS.com