Ilmuwan Temukan Kepala Serigala Raksasa, Masih Utuh Setelah 40.000 Tahun

by -73 Views

KOMPAS.com – Baru-baru ini, wilayah Siberia di Rusia mengalami gelombang panas yang menghasilkan suhu terhangat sepanjang sejarah.

Di tengah-tengah fenomena tersebut, sekelompok ilmuwan menemukan potongan kepala serigala raksasa yang diperkirakan berusia 40.000 tahun.

Anehnya, kepala serigala raksasa tersebut masih berada dalam kondisi cukup utuh. Diperkirakan serigala tersebut berasal dari zaman es terakhir.

Mengutip Science Alert, Senin (29/6/2020), kepala serigala tersebut pertama ditemukan oleh seorang warga lokal di bantaran Sungai Tirekhyakh, Republik Sakha (bagian dari Rusia). Ia menemukan potongan kepala tersebut pada 2018.

Baca juga: Fosil Korban Perubahan Iklim dari Zaman Es Terpendam di Bawah Kota LA

Kepala tersebut memiliki panjang 40 sentimeter, lebih panjang daripada beberapa spesies serigala yang pernah dipelajari ilmuwan sebelumnya.

“Ini adalah penemuan unik dan pertama kalinya, potongan kepala serigala dari zaman Pleistosen dengan daging yang masih menempel,” tutur ahli paleontologi Albert Protopopov dari Republic of Sakha Academy of Sciences.

Lewat penemuan tersebut, lanjutnya, para ilmuwan akan membandingkan perbedaan demi perbedaan dengan serigala yang hidup di masa sekarang serta merekonstruksi ulang bentuk tubuh serigala raksasa tersebut.

Protopopov, bersama dengan ilmuwan dari Swedia dan Jepang, telah mempelajari struktur kepala serigala tersebut. Diperkirakan ia adalah seekor serigala dewasa berusia dua hingga empat tahun.

Baca juga: Spesies Baru Ditemukan, Terjebak di Gua Kanada sejak Zaman Es

Para ilmuwan tersebut meneliti DNA serta menggunakan teknik tomografi untuk melihat bagian dalam tengkorak serigala tersebut.

Sebelumnya yakni pada 2015 dan 2017, pada wilayah yang sama juga ditemukan potongan tubuh singa gua purba. Lengkap dengan daging dan bulu yang masih menempel.

Penemuan terbarunya adalah seekor anak singa gua yang diprediksi berjenis kelamin betina. Para ilmuwan menyebutkan anak singa gua tersebut mati tidak lama usai dilahirkan, kemudian membeku di tengah es.

Penulis: Sri Anindiati NursastriEditor: Sri Anindiati Nursastri

Artikel Asli