Ryan Kaji, bintang YouTube dengan bayaran tertinggi di dunia, duduk di rumahnya di Texas. Sementara kendaraan hias Red Titan -alter-ego superheronya- meluncur ke Fifth Avenue.
“Sangat keren karena besar dan bisa terbang. Dan itu ada di TV!” tutur Kaji sambil terkikik, teringat saat ia menjadi YouTuber pertama yang tampil dalam parade tersebut, dilansir dari Forbes, Sabtu, 2 Januari 2021.
Penampilannya dalam prosesi itu bukanlah kemenangan besar. Seprei merah Titan, masker, sikat gigi dan mainan, serta barang-barang dengan rupa Kaji, dijual di Amazon, Walmart, Target, dan pengecer lainnya.
Semuanya didorong ke sembilan saluran YouTube milik keluarga Kaji, yang terbesar adalah saluran Ryan’s World dengan 27,5 juta pelanggan. Perpaduan tema lucu dan mendidik yang cocok untuk keluarga, seperti tutorial membuat Playdough sendiri di rumah, eksperimen sains DIY, dan waktu bermain dengan saudara kembarnya membantu mempromosikan sekitar 5.000 produk yang menghasilkan lebih dari USD200 juta secara eceran setiap tahun.
Kaji bahkan menghasilkan lebih dari USD29,5 juta atau setara Rp419,3 miliar (kurs Rp14.213 per USD), sehingga menempatkannya di puncak daftar bintang YouTube dengan Bayaran Tertinggi pada 2020 versi Forbes.
Kesepakatan lisensi tersebut ternyata menjadi salah satu dari dua lindung nilai yang diatur waktunya dengan tepat, dan telah membantunya mengklaim posisi teratas pada peringkat teratas bayaran tertinggi untuk tahun ketiga berturut-turut. Meskipun regulator menargetkan pemrograman web yang ditujukan untuk anak-anak.
Setahun setelah FTC melarang iklan bertarget pada konten seperti saluran YouTuber Ryan’s World yang menarik bagi anak-anak, tarif spot anjlok dan sekarang setidaknya tercatat lima kali lebih rendah dari tarif yang dibayarkan untuk iklan yang ditayangkan bersama program dewasa.
“Ketika covid melanda dan terjadi resesi, pemasukan iklan memengaruhi semua orang, saluran anak-anak mendapat pukulan ganda,” kata CEO Pocket.watch Chris Williams, studio digital yang bekerja dengan pembuat konten seperti Kaji, serta mengembangkannya dalam bentuk konten dan merchandising.
Namun, meskipun sudah menjadi seorang jutawan sebelum dia dapat menghitung penghasilannya, Kaji tidak pernah melupakan mimpi aslinya: “Saya ingin menjadi seorang gamer,” ungkapnya.
Ayah Kaji, Shion, menjelaskan bahwa dia juga belajar cara membuat kode, dan penghasilannya ada dalam kepercayaan yang tidak dapat disentuh hingga dewasa.