Data Curah Hujan di Kalsel dalam 10 Tahun Terakhir: Hujan Ekstrem Terjadi 3 Kali

by -164 Views
by
Hujan ekstrem yang mengguyur Kalimantan Selatan dinilai menjadi salah satu penyebab banjir. Kementrian LIngkungan Hidup (KLHK) menyebut debit air tak lagi mampu ditampung oleh sungai. Akibatnya air meluat ke jalan dan pemukiman warga.
“Penyebab banjir secara umum sekali lagi ini terjadi di alur DAS Barito khusus wilayah Kalsel akibat dari cuaca yang ekstrem,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, KLHK, Karliansyah dalam diskusi virtual, Selasa (19/1).
Data Curah Hujan di Kalsel dalam 10 Tahun Terakhir: Hujan Ekstrem Terjadi 3 Kali
Menurut catatan KLHK, kata dia, kenaikan debit hujan terjadi hingga 9 kali lipat dibandingkan curah hujan normal. Sepanjang Januari 2020, misalnya, curah hujan normal mencapai 394 mm. Namun pada 9-13 Januari 2021 (5 hari) curah hujan sudah mencapai 461 mm.
“Artinya 8-9 kali dari curah hujan yang normal. Dengan demikian volume air yang masuk ke sungai itu juga itu luar biasa. Jadi dari perhitungan itu ada sekitar 2,08 miliar meter kubik yang masuk dibandingkan kondisi normal itu hanya 238 juta meter kubik,” terangnya
Data yang disampaikan Karliansyah merujuk pada akumulasi data di situs Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG). Dalam menghitung curah hujan di Kalsel, BMKG melakukan pengamatan di tiga stasiun. Yakni, Stasiun Meteorologi Gusti Syamsir Alam, Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor, dan Stasiun Klimatologi Banjarbaru.
Berdasarkan penelusuran kumparan di situs BMKG, data curah hujan harian di Stasiun Klimatologi Banjarbaru tercatat merupakan yang paling tinggi. Angkanya mencapai 255,3 milimeter (mm) pada 14 Januari 2021.
Penasaran dengan pergerakan curah hujan di Kalsel, kami kemudian melihat curah hujan di Kalsel dalam 10 tahun terakhir. Data yang kami lihat adalah pemantauan hujan BMKG di Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Hal yang dilakukan adalah melakukan filtering dan klasifikasi terhadap data harian tersebut.
Namun, tidak semua data di BMKG memiliki angka curah hujan. Ada sejumlah data harian yang tertulis 8888 alias tidak dapat diukur. Ada pula data harian yang kosong.

Curah Hujan Harian Tertinggi

Selama 1 Januari 2010 hingga 20 Januari 2021, data curah hujan harian pada 14 Januari 2021 rupanya menjadi yang tertinggi. Sebelumnya, angka curah hujan tertinggi di Kalsel jatuh pada 9 Januari 2014, yaitu 213 mm.
Menurut BMKG, satu milimeter hujan berarti air hujan yang turun di wilayah seluas satu meter persegi akan memiliki ketinggian satu milimeter jika air hujan tidak meresap, mengalir, atau menguap.
Ambang batas nilai yang digunakan untuk menentukan intensitas hujan sebagai berikut:
0,5 – 20 mm/hari: Hujan ringan
20 – 50 mm/hari: Hujan sedang
50 – 100 mm/hari: Hujan lebat
100 – 150 mm/hari : Hujan sangat lebat
>150 mm/hari : Hujan ekstrem
Merujuk pada nilai intensitas hujan tersebut, maka Kalsel pernah mengalami tiga kali hujan ekstrem dalam 10 tahun terakhir.

Intensitas Hujan

Dilihat dari intensitas hujan, Kalsel juga pernah mengalami hujan sangat lebat sebanyak 8 kali dalam 10 tahun terakhir. Sementara hujan lebat pernah terjadi sebanyak 114 kali.
Paling banyak adalah hujan dengan intensitas ringan, yaitu mencapai 1.361 kejadian.

Pergerakan Curah Hujan

Hal lain yang dapat dilihat adalah curah hujan harian tertinggi di masing-masing tahun. Kami mencatat bahwa sejak 2017, curah hujan harian tertinggi di Kalsel terus naik di tiap tahunnya.
Pada 2017, misalnya, curah hujan harian tertinggi ada di angka 87,22 mm. Hujan itu tepatnya terjadi pada 16 Februari 2017. Pada tahun 2018, curah hujan tertinggi mencapai 91,33 mm dan pada 20 Januari.
Sementara itu, curah hujan tertinggi juga pernah terjadi pada tahun 2014. Yakni mencapai 213 mm.

Bulan dengan Hujan Tersering

Dari seluruh uraian di atas, pertanyaan yang cukup penting sebetulnya bulan apa yang paling sering dilanda hujan?
Data di bawah ini merupakan hitungan kejadian hujan dengan parameter intensitas hujan dari BMKG. Yakni, sesuatu dapat dikatakan hujan dengan curah hujan minimal 0,55 mm. Dalam 10 tahun terakhir ada 1.844 kejadian hujan.
Berdasarkan grafik itu, Januari menjadi bulan yang paling sering dilanda hujan. Ada 231 kejadian hujan di bulan Januari dalam 10 tahun terakhir. Sementara itu, bulan Desember menempati urutan kedua dengan 227 kejadian hujan
Sementara itu, Agustus rupanya menjadi bulan dengan intensitas hujan terendah. Hanya ada 69 kejadian hujan pada bulan tersebut.
Temuan bahwa Januari sebagai bulan dengan hujan tersering di Kalsel tak jauh berbeda dengan temuan dari data banjir BNPB. Sebelumnya, kamu juga melihat bulan apa yang paling sering banjir di Kalsel menurut data BNPB 2008-2021.
Hingga berita ini ditulis, Kamis (21/1), jumlah korban tewas akibat banjir Kalsel mencapai 20 jiwa. Sementara warga yang terdampak banjir mencapai 483.324 jiwa. Adapun jumlah pengungsi mencapai 60.957 jiwa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *