Bahkan, Teja juga menuliskan pesan bahwa 10 orang temannya yang ia tuliskan tersebut melihat unggahannya di Facebook , WhatsApp dan Instagram.
“Sekali lagi saya confirm ke-10 nama di atas utang-utangnya saya anggap lunas.
Nggak usah di tag nama-namanya karena saya tahu kalian semua lihat story saya di Facebook, WhatsApp, dan Instagram.
LUNAS… LUNAS… LUNAS…,” tulis Teja.
Unggahan Teja di media sosial tersebut lantas dikomentari oleh banyak netizen dan menjadi viral.
Saat dihubungi oleh Tribunnews.com, Teja memberikan kronologi lengkap bagaimana drama utang piutang itu terjadi.
Kronologi Teja memberikan utang kepada teman-temannya
Seperti dilansir dari Tribunnews.com, Teja mengatakan bahwa hubungan pertemanan membuatnya memberikan pinjaman pada 10 orang tersebut.
“Ya seperti biasa kala itu pikiranku karena kita berteman, rasanya kalau ada teman yang kesulitan udah menjadi tanggung jawab moral buat bantu,” ujar Teja, kepada Tribunnews.com, Minggu (31/5/2020).
Menurut Teja, Dari 10 orang tersebut terdiri dari teman kantor dan teman kuliahnya.
“Gimana sih rasanya ada temen pinjem uang buat ke dokter pasti rasa iba langsung muncul.”
“Karena aku selalu memposisikan diriku saat ada diposisi dia yang lagi kesulitan, jadi otomatis pasti aku bantu,” ungkapnya.
Bahkan, salah satu teman Teja yang ia pinjami uang tersebut adalah teman dekat yang sudah menjadi sahabat selama 8 tahun.
Ia mengaku sedih karena persahabatannya harus berakhir karena masalah utang piutang.
“(Dia) pinjam uang Rp 10 juta makanya aku berani pinjamin sebesar itu karena kita udah deket banget,” kata Teja.
“Tapi apa daya yah sahabat pun kalau sudah bicara uang sepertinya sangat sensitif, dan sedih banget rasanya 8 tahun
sahabatan harus bubar karena utang,” imbuhnya.
Teja juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah sering menagih utang kepada temannya, akan tetapi tidak semua temannya merespon.
Bahkan, salah satu dari temannya justru memblokir akun instagram Teja saat ia menagih hutangnya.
Teja tidak bisa mendatangi rumah temannya tersebut satu persatu lantaran ia tinggal di Yogyakarta dan kebanyakan temannya di Jakarta.
Teja juga menegaskan bahwa dirinya bukan mengikhlaskan utang-utang tersebut akan tetapi merelakan agar tidak menjadi beban pikirannya.
“Bukan mengikhlaskan sih, tepatnya merelakan aja kali ya biar nggak jadi beban pikiran jadi dianggap lunas aja,” tandasnya.