Fantastisnya penghasilan yang diterima membuat orang-orang ini lupa daratan..
Dalam kultur masyarakat, profesi pengemis selalu identik dengan sosok yang tampil lusuh, berwajah memelas dengan pakaian yang apa adanya. Para peminta-minta ini juga kerap kali terlihat di sudut-sudut jalan perkotaan yang ramai. Yang menarik, pekerjaan ini ternyata banyak yang disalahgunakan oleh kawanan pengemis profesional yang “nyamar” menjadi wisatawan berbekal paspor dan visa kunjungan.
Tak disangka, para turis yang sering bepergian ini menjadikan pengemis sebagai profesi harian mereka. Mengumpulkan materi berupa uang merupakan tujuan utama untuk memperkaya diri. Tak sembarang lokasi yang bisa di jadikan “sasaran” untuk meminta-minta. Bahkan, mereka juga punya “daftar tujuan” di negara tertentu yang diyakini dapat membuat mereka “kaya mendadak” dengan mudah.
Dubai menjadi favorit ngemis untuk “memperkaya diri”
Kemegahan dan kemewahan para “syeikh” di Timur Tengah menjadi semcam “magnet” tersendiri bagi kaum pengemis. Selain kehidupan para warganya yang rata-rata “tajir melintir”, orang-orang kaya disana tak segan dalam memberikan uang dalam jumlah besar kepada para pengemis. Ada banyak kota di timteng yang jadi langganan pengemis, dan salah satu yang paling diminati mereka adalah Dubai.
Saking banyaknya pengemis yang ada, pemerintah setempat memberlakukan sayembara berhadiah bagi orang yang melaporkan keberadaan pengemis tersebut. Selain karena mengganggu ketenangan kota, munculnya seorang peminta-minta yang “ngemis” dengan menggunakan alat EDC, memunculkan dugaan adanya sindikat pengemis professional. Dikabarkan juga bahwa para “master” tersebut sanggup menghasilkan uang lebih dari $73.500 atau setara Rp 98 juta per bulan.
Negeri Kanguru juga tak lepas dari incaran pengemis professional
Semakin banyaknya populasi pengemis di Australia, tepatnya di Kota Melbourne, mengusik perhatian sebuah lembaga untuk diteliti. Menurut laporan jurnal mereka, studi yang dilakukan pada 135 pengemis, ditemukan 9 diantaranya merupakan pengemis kategori “profesional”. Profesi tersebut sengaja digeluti karena tergiur dengan besarnya pendapatan yang mereka terima.
Dalam sehari, para peminta-minta expert itu sanggup menghasilkan kurang lebih $300-$400 atau setara Rp 3 juta hingga Rp 4 juta, dalam waktu semalam. Yang mengejutkan, para pengemis tersebut ternyata mempunyai tempat tinggal permanen untuk mendukung aksinya. Mereka banyak mencari sasaran kepada perempuan dan wisatawan yang ada di keramaian.
Next>>