Ketenaran negeri Paman Sam menjadi “lahan basah” untuk mengemis
Simbol Negara maju dan modern rupanya banyak “menggoda” para pengemis untuk beraksi di negeri Hollywood tersebut. Amerika Serikat menjadi tujuan utama para peminta-minta tersebut karena banyaknya lokasi keramaian yang cukup untuk dijadikan sebagai “target operasi”. Yang miris, banyak dari warga Amerika Serikat sendiri ikut terjun menjadi pengemis.
Semakin tingginya kebutuhan hidup dan sempitnya lapangan pekerjaan, menjadikan alasan bagi orang-orang tersebut untuk melakoni profesi sebagai pengemis profesional. Salah satu contohnya adalah pasangan Elizabeth Jhonson dan Jason Pancoast. Dalam setiap aksinya, mereka sanggup meraup $40.000 atau setara Rp 534 juta per tahun.
Enaknya hidup di negeri komunis dengan menjadi peminta-minta
Sebagai Negara bekas kejayaan Uni Soviet di masa lalu, Rusia juga ternyata banyak menjadi tujuan para pengemis professional. Tak heran, para peminta-minta di negara tersebut tergolong “Kaya” untuk ukuran profesinya. Tempat favorit mereka untuk “beraksi” adalah kawasan rumah sakit umum dan tempat penampungan di kota Moskow.
Yang miris, rata-rata usia para pengemis “master” tersebut adalah 45 tahun dan tergolong usia produktif kerja di Rusia. Faktor pengangguran dan kehilangan pekerjaan menjadi alasan utama mereka melakukan pekerjaan tersebut. Soal penghasilan, ternyata mereka sanggup memperoleh sekitar 3386 Rubel Rusia atau setara Rp 800 ribu per hari.
Negeri Ratu Elizabeth tak luput dari serbuan pengemis
Selain tergiur dengan hasilnya, menjalani profesi sebagai “peminta belas kasihan” di Inggris tergolong pekerjaan yang ringan. Tak salah bila banyak imigran yang datang berduyun-duyun ke negeri kerajaan tersebut untuk mengemis. Meski sempat dilarang dan ditangkap karena kedapatan sedang mengemis, toh hal tersebut tak membuat para peminta-minta tersebut kapok.
Tak hanya para imigran yang tertarik menjadi pengemis. Warga Inggris sendiri ternyata juga banyak yang “tergoda” untuk menjalani pekerjaan tersebut. Pendapatan yang didapat pun tergolong fantastis untuk ukuran seorang pengemis manapun di dunia. Rata-rata mereka mampu menghasilkan pendapatan sebesar 6000 poundsterling atau sekitar Rp 110 juta per bulan.
Meski “terlihat” menggiurkan, menjadi seorang pengemis termasuk profesi terlarang yang dapat menggagu ketertiban umum. Terlebih jika pengemis tersebut masih dalam usia produktif kerja. Meski kebutuhan hidup menjadi alasan utama untuk mengemis, dengan do’a dan usaha keras yang tepat, tentu dapat membantu untuk mendapatkan pekerjaan yang halal dan layak daripada harus meminta belas kasihan orang di jalanan.
Sumber: www.boombastis.com