Ankhesenamun memiliki nama lahir Ankhesenpaaten, putri Firaun Mesir Akhenaten. Ibunya adalah Permaisuri yang Agung Nefertiti yang terkenal akan kecerdasan dan kecantikannya. Dia lahir sekitar 1348 (setelah 1322 SM).
Sebelum menjadi istri Tutankhamun, dia dipercaya dinikahi ayah kandungnya sendiri, Akhenaten, usai Nefertiti mangkat. Dari enam putri Akhenaten, sepertinya Ankhesenamunlah yang paling menonjol. Mungkin dia yang dianggap paling mendekati ibunya: cantik dan cerdas.
Perubahan nama Ankhesenpaaten menjadi Ankhesenamun dilakukannya setelah menjadi permaisuri Tutankhamun. Jadi, raja muda ini memiliki misi untuk mengembalikan kemuliaan dewa-dewa yang telah dibuang ayahnya ketika menduduki tahta.
Menjadi raja Mesir bukan cuma mengurusi ekonomi dan perluasan wilayah. Raja juga mengurusi agama rakyatnya. Mereka menentukan dewa apa yang patut disembah. Nah, pada masa pemerintahan Akhenaten, dia meminta seluruh rakyat Mesir untuk menyembah satu dewa yaitu Aten.
Setelah tahta dipegang Tutankhamun pada usia yang sangat muda (9 tahun), dia menyatakan ayahnya telah sesat, lalu berusaha mengembalikan kedudukan semua dewa. Dia juga menanggalkan nama Tutankhaten, nama lahir Tutankhamun, sebagai tanda pengikut Amon. Hal ini diikuti Ankhesenamun.
O ya, pasangan berusia remaja ini konon dikisahkan sangat romantis. Ditemukan lukisan yang menunjukkan Tutankhamun berdiri dengan bantuan tongkat dan menerima seikat bunga dari Ankhesenamun.
Sayang, mereka harus berpisah pada pemerintahan ke-9 Tutankhamun. Saat itu, Ankhesenamun baru berusia 21 tahun. Dia merupakan satu-satunya istri Tutankhamun yang tercatat sejarah.
Ankhesenamun diyakini sempat melahirkan, tapi bayi-bayinya diduga meninggal. Dalam penelitian makam Tutankhamun oleh Howard Carter, dua mumi bayi ditemukan bersama mumi sang raja. Besar kemungkinan anak-anak ini lahir dengan kondisi yang kurang baik. Maklum, mereka lahir dari pernikahan sedarah yang berulang-ulang.
Konon, ayah Ankhesenamun juga menikahi adiknya sendiri, yang bisa jadi merupakan ibu Tutankhamun. Maka, nggak menutup kemungkinan hal tersebut membuat kondisi fisik Tutankhamun sedikit berbeda.
Dinikahi Kakek Sendiri
Beberapa ahli sejarah meyakini, janda Tutankhamun akhirnya dipaksa menikah dengan kakeknya, Wazir Agung Ay. Dia adalah ahli waris Tutankhamun, yang kemungkinan merupakan ayah Nefertiti. Yang aneh, setelah itu Ankhesenamun seperti menghilang dari sejarah.
Sebuah dokumen menunjukkan bahwa dia merasa terancam setelah Tutankhamun meninggal. Bukti yang ditemukan di dalam ibukota kuno Hittite, Hattusa, yang berasal dari periode Amarna itu diberi nama “Akta-akta” Suppiluliuma I.
Raja mendapat sepucuk surat dari ratu Mesir saat berada di pengepungan Karkhemish. Surat-surat tersebut berbunyi:
“Suami saya telah tiada dan saya tidak memiliki keturunan. Mereka mengatakan bahwa Anda memiliki banyak anak. Anda bisa memeberikan salah satu putra Anda untuk menjadi suami saya. Saya tidak ingin mengambil salah satu pengikut saya sebagai suami… Saya takut.”
Dokumen tersebut dianggap nggak biasa, karena umumnya orang Mesir menganggap orang asing memiliki derajat lebih rendah. Raja Suppiluliuma I terkejut sampai berseru kepada orang-orang di istana:
“Belum pernah terjadi hal yang seperti ini di sepanjang hidupku!”
Dia kemudian menyuruh salah seorang putranya, Zannanza, untuk pergi ke Mesir. Namun, sayang, pangeran tersebut mati terbunuh dalam perjalanan.
Karena nggak ada “pangeran penyelamat”, ratu muda itu harus takluk di tangan Ay. Setelahnya, Ay mengesahkan pemerintahannya, sedangkan ratu menghilang lebih dari 3.000 tahun. Sungguh misterius ya riwayat ratu Mesir ini?
Tokoh Ankhesenamun sudah sering dimunculkan dalam film, lo. Salah satunya dalam The Mummy dengan nama tokoh Anack-su-namun. Sudah nonton belum, Millens? (Wik/IB21/E03)