Editor Metro TV Dianiaya sebelum Dibunuh

by -105 Views

HASIL autopsi Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyebutkan news video editor Metro TV, Yodi Prabowo, 25, dianiaya terlebih dahulu sebelum meninggal dunia. Selain itu, ditemukan juga luka tusuk di dada kiri dan leher korban.

“Menurut hasil autopsi, kami menilai bahwa diduga ada penganiayaan sebelumnya. Kami melihat di tengkuk kiri ada lebam akibat benda tumpul,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKB Irwan Susanto di Jakarta, kemarin.

Polisi, lanjut Irwan, masih mencari benda tumpul itu di lokasi kejadian, pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Jalan Ulujami Raya, Jakarta Selatan.

Meskipun demikian, lanjut Irwan, kematian Yodi disebabkan luka tusuk di jantungnya. Kemarin, polisi juga melakukan penyelidikan dengan menurunkan anjing pelacak.

Anjing pelacak itu mengendus dua barang bukti, yaitu pisau yang diduga digunakan terkait dengan kematian Yodi serta baju milik korban. Hasilnya, anjing itu menuju ke sebuah warung setelah mengendus dua barang bukti itu.

Polisi pun telah memeriksa 16 saksi dalam kasus ini. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan para saksi yang diperiksa merupakan anggota keluarga serta orang-orang terdekat yang mengenal korban.

Yusri mengatakan Polda Metro Jaya telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus itu. Tim tersebut dibentuk berdasarkan perintah langsung Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.

“Kapolda Metro sudah memerintahkan untuk membentuk tim khusus yang dikendalikan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, Polsek Pesanggrahan,” kata Yusri.

Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana meminta kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus pembunuhan Yodi Prabowo. Eva mengatakan, apa pun motif dan alasan di balik kasus pembunuhan yang terjadi, tindakan main hakim sendiri yang berujung hilangnya nyawa tidak bisa ditoleransi.

“Kekerasan seperti ini bukanlah budaya kita bangsa Indonesia. Bila tidak disikapi secara serius, budaya kita yang mengedepankan komunikasi, sopan santun, dan tepa salira makin lama bisa jadi makin ditinggalkan generasi bangsa,” ungkap Eva. (Tri/Pro/J-1)

Artikel Asli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *