Seorang Wanita dan 4 Anaknya “Mengalami KDRT Lalu Melarikan Diri ke Hutan”, Siapa Sangka di Sana Mereka Malah “Membangun Rumah Mewah Dengan Tangan Sendiri”!

by -100 Views

Cara Brookins adalah seorang penulis dan analis program senior di Arkansas, Amerika Serikat. Dia juga adalah ibu dari empat orang anak. Keluarga ini sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan teknik arsitektur atau teknik lain yang berhubungan dengan perancangan maupun pembangunan rumah, namun siapa sangka ia dan anak-anaknya berhasil membangun rumah impian mereka dengan tangan mereka sendiri!

Sebelumnya, Cara sudah pernah menikah dua kali dan keduanya berakhir karena suaminya melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Hingga kini, anak-anak Cara masih memiliki trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga itu dan ia masih khawatir kedua mantan suaminya akan datang kembali dan mengambil keempat anaknya, sehingga ia melarikan diri ke daerah pinggiran kota.

Selepas bercerai, Cara dan keempat anaknya kemudian pindah dan memiliki cita-cita untuk bisa memiliki rumah sendiri yang luas. Namun, karena ia tidak mampu membayar jasa kontraktor, maka ia memutuskan untuk membangun sendiri rumah impian itu.

Semua berawal pada tahun 2007. Anak-anak Cara saat itu baru berumur 2, 11, 15, dan 17 tahun. Walaupun mereka dapat dikatakan masih kecil, namun mereka sudah mengerti untuk berbagi tugas mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Saat itulah Cara mulai merencanakan pembangunan rumah tersebut. Awalnya ia menemukan banyak kesulitan. Salah satunya adalah pihak bank yang bersikeras tidak memberikan pinjaman dengan alasan pembangunan rumah Cara itu tidak ada izin dari kontraktor dan Cara sendiri pun tidak memiliki kemampuan untuk membangun rumah. Untuk saja pada akhirnya pihak bank setuju memberikan pinjaman, walaupun jangka waktunya hanya 9 bulan.

Setiap harinya, Cara sebenarnya sudah cukup sibuk. Selain harus pergi bekerja, ia juga harus mengantar jemput anaknya ke sekolah. Namun, ia tetap bersikeras memulai pembangunan rumah itu, walaupun sebagai gantinya ia hanya bisa tidur selama 8 jam setiap minggunya.

Karena takut ada yang salah, Cara dan anak-anaknya kemudian mencoba mencari di Youtube tentang bagaimana orang-orang di seluruh dunia membangun rumahnya sendiri. Saat itu masih belum ada yang namanya smartphone dan informasi di internet masih sangat terbatas.

Peletakkan fondasi, pemasangan kerangka rumah, dan lain-lain merupakan tantangan sendiri bagi Cara. Selama pembangunan itu, ada orang-orang baik yang meminjamkan alat-alat berat dan ada pula orang-orang sok tahu yang memberitahu informasi yang salah. Pembangunan rumah itu pun tidak langsung berhasil sekali jadi. Akibat penggunaan semen yang salah, rumah itu sempat harus dirobohkan dan pembangunan dimulai dari awal.

Ini adalah Roman, anak Cara yang masih kecil.

Kalau anak laki-lakinya ini melakukan pekerjaan yang lebih berat, yaitu mengangkut bahan-bahan bangunan.

Sedangkan ini anak perempuannya yang juga ikut membantu dalam proses pembangunan rumah.

Selain itu, karena Drew mengatakan bahwa ia cukup mahir menggunakan nailing machine, maka ia juga diberi tugas mengurusi kerangka rumah.

Walaupun harus melalui proses yang panjang, namun mereka tetap pantang menyerah dan yakin suatu hari nanti rumah impian mereka akan selesai.

Tenggat waktu pun akhirnya semakin dekat. Cara tidak berani memberi tahu anak-anaknya bahwa dalam waktu dekat bisa saja mereka harus menghentikan pembangunan karena tidak ada dana lagi.

Namun nasib berkata lain. Rumah mereka akhirnya selesai tepat waktu dan bahkan dinyatakan layak ditinggali. Walaupun pada awalnya bagian dalam rumah masih belum ada perabot, tapi yang penting bagian luar rumah sudah jadi.

Ini adalah suasana di ruang makan dan dapur, cantik sekali bukan?

Di samping kegembiraan yang mereka rasakan, siapa sangka ibu Cara malah meninggal tepat di hari Cara dan anak-anaknya menempati rumah baru tersebut.

Kini, Cara dan anak-anaknya sudah memiliki rumah impian mereka selama ini.

Wah ada boneka salju!

Kalau ini adalah pizza buatan Cara dan anaknya, Roman.

Perjuangan mereka membangun rumah impian benar-benar menginspirasi kan? Seperti kata-kata di ruang tamunya ini: Semua yang kami pelajari, bukan hanya tentang membangun sebuah rumah.

Sumber: www.pastiseru.com

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *