Siti Nuraida seorang siswi kelas X SMK swasta di Pandeglang harus tinggal di rumah reot yang hampir ambruk yang merupakan satu-satunya rumah peniggalan dari keluarganya. Gadis yang akrab di sapa Aida ini tinggal sendirian tanpa didampingi kedua orang tuanya.
Sang ibu sudah meninggalknnya saat Aida berusia 2 tahun. Ibunya meninggal karena melawan penyakit kanker. Sementara sang ayah, menikah lagi setelah ibunya meninggal dan meninggalkan Aida dan kakak perempuannya di rumah tersebut.
Sewaktu kecil, Aida hanya mendapat kasih sayang dari kakak perempuannya. Beberapa keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah Aida juga sesekali melihat dan ikut memantau tumbuh kembang gadis yang kini sudah berusia 16 tahun itu.
Kemudian saat masuk SMP, kakaknya memutuskan untuk menikah dan ikut tinggal di rumah suaminya. Sejak saat itulah, Aida berjuang hidup sendirian di rumah reot peninggalan orang tuanya sambil menuntut ilmu di sekolah.
“Sudah dari SMP kak kalau tinggal sendirian di sini. Dulu sama teteh, tapi pas teteh udah nikah, teteh ikut sama suaminya ke Labuan,” kata Aida mengawali perbincangannya kepada detikcom saat ditemui di rumahnya, Pandeglang, Banten, Senin (5/4/2021).
Kondisi rumah berukuran 6×8 meter itu sangat memprihatinkan. Dengan berbahan kayu dan bambu, bangunan yang sudah berdiri puluhan tahun itu memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, ruang keluarga dan dapur. Kondisi rumah sudah hampir ambruk karena condong ke arah depan dan genteng banyak yang bocor karena jarang di perbaiki.
Namun, Aida tidak pernah mengeluh. Ia selalu bersyukur karena masih dikelilingi oleh keluarga yang tetap memberinya kasih sayang sejak kecil. Untuk makan sehari-hari, Aida biasanya mendapatkan bantuan dari keluarganya yang tetap membukakan pintu untuk gadis berusia 16 tahun itu.
“Biasanya kalau mau makan, saya masak sendiri kak. Tapi seringnya mah ke rumah uwa sama bibi, soalnya suka enggak keburu buat masak kalau abis pulang sekolah,” ucap Aida.