Perbedaan antara Cinta dan Nafsu yang Perlu Dipahami

by -111 Views
by

KOMPAS.com – Nafsu dan cinta sering dianggap sebagai dua perasaan yang berbeda.

Namun demikian, ada seorang antropolog yang berteori, keduanya ada pada spektrum yang dapat dipecah menjadi tiga kategori.

Pertama adalah nafsu, yang merupakan keinginan akan kepuasan seksual yang mendorong manusia untuk mencari pasangan seks.

Nafsu didorong oleh hasrat hormonal untuk kepuasan seksual.

Kemudian, daya tarik atau yang disebut sebagai cinta yang penuh gairah, ketertarikan dengan perasaan kegembiraan, keinginan hubungan emosional, dan pemikiran tentang kekasih.

Daya tarik ini biasanya melibatkan sistem pusat otak dan dapat meniru efek dari kecanduan narkoba.

Yang terakhir adalah ikatan kasih sayang secara emosional yang ditandai dengan perasaan tenang, persatuan emosional, dan keamanan.

Ikatan ini sebagian besar muncul dalam hubungan jangka panjang termasuk persahabatan, keluarga, dan hubungan romantis yang berkomitmen.

“Perbedaan yang paling umum dipahami antara nafsu dan cinta yakni nafsu itu murni fisik dan seksual.”

“Sedangkan cinta termasuk merawat seseorang dengan baik di belakang fungsi mereka sebagai sumber kerinduan dan kepuasan seksual.”

Demikian penuturan pakar hubungan dan keintiman di Alexandra Stockwell Coaching and Consulting, Alexandra Stockwell, MD.

Hormon yang berbeda dan bahan kimia di otak juga terlibat dalam setiap tahapan untuk membedakan keduanya.

Berikut adalah bagaimana kita dapat mengenali tanda-tanda nafsu dan cinta.

Tanda-tanda cinta

Cinta dapat dibagi menjadi dua hal yakni passionate love dan companionate love.

Passionate love

Ini adalah bentuk cinta yang juga kerap disebut sebagai daya tarik, yang didefinisikan sebagai keadaan di mana seseorang ingin memiliki hubungan yang intens bersama orang lain.

Gairah emosional dan gairah seksual adalah ciri-ciri passionate love dan orang-orang yang mengalami jenis cinta ini biasanya tertekan ketika hubungan mereka kacau.

Apabila seseorang merasakan ketertarikan terhadap orang lain atau hal lain, otak menghasilkan bahan kimia yang merasa baik seperti dopamin.

Sehingga, memengaruhi jalur yang sama yang terkait dengan konsumsi obat-obatan dan perilaku adiktif.

Fenomena ini menjelaskan perilaku euforia yang obsesif dan sering terlihat pada tahap awal hubungan asmara.

Companionate love

Companionate love ditandai dengan perasaan keintiman, kasih sayang, dan komitmen yang kuat kepada orang lain.

Bentuk cinta ini biasanya lambat untuk berkembang dan dapat dilihat dalam persahabatan dekat atau pasangan romantis jangka panjang.

Companionate love melibatkan bahan kimia otak oksitosin, serta vasopressin yang terkait dengan ikatan pasangan seperti dalam hubungan antara ibu dan anak.

Nah, menurut Stockwell, tanda-tanda kita mungkin jatuh cinta antara lain:

• Kita memikirkan hal-hal menarik untuk diceritakan satu sama lain.

• Kita berharap untuk bertemu teman dan keluarga.

• Kita berbagi hal-hal yang rentan dan lembut seperti tantangan yang sedang dihadapi.

• Kita tahu, bahwa jika kita tinggal di kota yang berbeda selama beberapa bulan itu akan baik-baik saja.

Selain itu, dia mengatakan, kedua jenis cinta tersebut dapat mengakibatkan beragam gejala fisik.

Mulai dari telapak tangan berkeringat, pembengkakan, atau sekresi genital tetapi nafsu juga dapat menyebabkan gejala fisik ini.

Tanda-tanda nafsu

Seorang psikoterapis dan pakar hubungan di Haley Neidich Consulting, Haley Neidich menjelaskan, nafsu adalah murni ketertarikan seksual yang sering disertai dengan gairah fisik.

Nafsu terjadi baik dalam hubungan yang penuh kasih maupun eksternal.

“Nafsu terjadi secara alami pada manusia dan tidak selalu dilakukan sebagai tindakan, tetapi bisa hanya menjadi rasa terhadap minat seksual,” ungkap dia.

Menurut Stockwell, kita mungkin mengalami nafsu ketika:

• Kita memikirkan orang itu, pikiran kita segera pergi ke apa yang tubuh kita ingin lakukan untuk satu sama lain.

• Kita memikirkan orang dan mulai tersenyum, memiliki sensasi kegembiraan, serta rasa yang dihidupkan.

• Segera setelah kita melihat satu sama lain kita ingin menciumnya.

• Kita tidak selalu memiliki banyak kesamaan, tetapi ketika kita menyentuhnya benar-benar tidak menjadi masalah.

Stockwell menambahkan, nafsu adalah perasaan intens yang mendominasi pikiran dan mendorong kita melakukan hal-hal yang melawan penilaian untuk memuaskan kerinduan.

Perasaan nafsu dikendalikan oleh hipotalamus otak, yang merangsang produksi hormon seks testosteron dan estrogen.

Nafsu menjadi cinta

Para pakar hubungan setuju nafsu dapat berubah menjadi cinta. Tetapi, mereka memperingatkan, nafsu tidak menjamin hubungan cinta pada akhirnya.

“Terkadang nafsu dapat menyebabkan cinta, dan sering dialami dalam hubungan yang penuh kasih.”

“Namun, kehadiran nafsu tidak menjamin hubungan jangka panjang,” kata Neidich.

Sayangnya, sifat nafsu yang membutakan bisa membuat pasangan melewatkan gejala-gejala yang merugikan (red flags) seperti ketidakjujuran, keegoisan, dan kesulitan dalam menentukan hubungan yang serius.

Mengenali perbedaan antara nafsu yang digerakkan hormon dan cinta sejati dapat membantu kita menentukan bagaimana hubungan kita selama ini berjalan.

Apakah lebih banyak berfokus pada hubungan asmara yang berkualitas atau hanya mementingkan seks belaka?

Stockwell juga membagikan beberapa tipe hubungan yang mungkin terbatas hanya pada nafsu saja apabila:

• Kita menghabiskan sebagian besar waktu menjadi intim secara fisik bersama pasangan dan ketika melakukan hal lain tidak menarik.

• Dia tidak tertarik untuk mengenal kita di luar kamar tidur.

• Dia tidak mau membuat rencana untuk masa depan.

• Banyak hal yang sering terasa seperti kita memiliki nilai yang berbeda dengan dia.

Cinta dan nafsu memang menjadi emosi yang menggembirakan, tetapi penting untuk dapat membedakan antara keduanya ketika mengarahkan sebuah hubungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *