Kelinci, kucing, anjing, dan marmut, itu ditemukan mati di kandang kecil terbuat dari kawat yang dibungkus dalam kotak karton di gudang logistik Dongxing, Luohe, Provinsi Henan.
Pendiri kelompok pemerhati hewan Utopia, Hua, mengatakan saat timnya datang untuk menyelamatkan hewan-hewan tersebut pada awal pekan ini, bau bangkai menyengat sudah tercium dari luar gudang.
Hua dan 20 relawan hanya berhasil menyelamatkan 870 ekor kelinci, 99 hamster, 70 anjing, dan 28 kucing. Sementara sekitar 5.000 ekor lainnya mati.
“Ini seperti neraka. Jelas mereka mati lemas, dehidrasi, dan kelaparan,” katanya, kepada CBS News.
Dia menambahkan gudang itu penuh sesak dengan kotak karton berisi hewan-hewan yang dibiarkan tanpa makanan atau minum selama sepekan.
Hewan-hewan tersebut ditelantarkan di gudang setelah perusahaan logistik menolak menandatangani pengiriman ilegal tersebut. Undang-undang di China melarang pengiriman hewan hidup melalui sistem pos.
Menurut Hua, ada kesalahan komunikasi di perusahaan pelayaran serta inkonsistensi penerapan regulasi pelayaran yang berujung pada tragedi ini.
“Mengingat pandemi Covid-19 yang kita hadapi, sangat menakutkan untuk memindahkan hewan-hewan hidup seperti ini, ujungnya mati. Lakukan adopsi ketimbang membeli dan mengirim hewan secara ilegal,” ujarnya.
Sementara itu hewan-hewan yang diselamatkan telah ditampung sementara oleh relawan serta toko-toko hewan peliharaan.
Utopia mengungkap, sebagian besar kelinci berusia kurang dari sebulan dan sudah memberi glukosa dan vitamin untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Pejabat biro perdagangan Luohe, Yang Aihua, mengatakan, hewan tersebut dikirim dari provinsi tetangga, Jiangsu, pada 16 September.
Perusahaan pengiriman tidak mengetahui bahwa hewan yang mereka bawa berakhir tragis. Namun staf mengonfirmasi mereka mengizinkan hewan hidup diangkut ke kapal, namun harus dimasukkan ke kotak berlubang.